Sabtu, 03 April 2010

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT KAYA DAN MISKIN

http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1809953-interaksi-sebagai-proses-sosial/
Kata kunci: interaksi sosial, masyarakat kaya dan miskin. Oleh Elzain Pasha, 07 Maret 2008.
(Studi Pada Majelis Taklim Silaturahmi di Kelurahan Segalamider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar Lampung).
Kelurahan Segalamider mempunyai pola interaksi dan hubungan kemasyarakatan yang beragam. Disana ditemukan adanya kesenjangan interaksi sosial antara masyarakat kaya dan masyarakat miskin. Hal ini bisa dilihat dari tidak saling mengenalnya antar masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah yang tidak begitu luas, dikarenakan kelompok masyarakat yang satu mempunyai anggapan bahwa tidak ada kecocokan untuk berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan interaksi sosial antara masyarakat kaya dan miskin, upaya-upaya yang dilakukan oleh Majelis Taklim Silaturahmi (MTS) dalam meningkatkan interaksi sosial antara masyarakat kaya dan miskin, dan hambatan-hambatan yang dihadapi MTS dalam meningkatkan interaksi sosial antara masyarakat kaya dan miskin di lingkungan MTS Kelurahan Segalamider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar Lampung.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus yang dilaksanakan di Kelurahan Segalamider khususnya pada masyarakat lingkungan MTS dengan mengambil empat orang sebagai informan. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, dan studi kepustakaan. Setelah data terkumpul dilakukan analisa data kualitatif melalui tahap-tahap reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.
Hasil penelitian dari keempat informan yang diteliti yaitu informan KH, AI, AR, dan BS menunjukkan bahwa rendahnya interaksi sosial antara masyarakat kaya dan miskin disebabkan oleh faktor agama, faktor sosial, faktor budaya, faktor ekonomi, dan faktor komunikasi. Dikarenakan faktor-faktor tersebut maka penafsiran makna dan tingkah laku cenderung menyimpang atau bertentangan, yang kemudian menghasilkan pertikaian antar kelompok masyarakat.
Dalam meningkatkan interaksi sosial MTS melakukan berbagai macam upaya, yakni (1) meningkatkan pengetahuan agama masyarakat dan menghilangkan anggapan yang menyebabkan kesenjangan, (2) menciptakan suasana yang dapat mengacu pada proses akomodasi (penyelesaian daripada suatu masalah), dan (3) menciptakan suatu pola interaksi sosial yang baru, yaitu, masyarakat mulai membiasakan menyelesaikan semua urusan ataupun masalah dengan cara musyawarah yang selama ini sangat jarang sekali mereka lakukan, misalkan ada dua orang warga yang berkelahi dikarenakan kesalahpahaman, penyelesaian daripada konflik yang terjadi ialah dengan cara musyawarah. Dengan demikian diharapkan tercipta suasana yang lebih baik di kalangan masyarakat, yakni yang mulanya berbentuk pertentangan dapat berakhir dengan kerja sama.
Bentuk hambatan yang dihadapi MTS dalam meningkatkan interaksi sosial ialah (1) respon warga terhadap kegiatan yang diadakan, (2) pengaruh dana terhadap kegiatan, (3) pengaruh tingkat pendidikan pengurus dan anggota MTS terhadap peningkatan interaksi sosial, dan (4) minimnya materi mengenai ukhuwah Islamiyah dan keterbatasan waktu dari pengurus MTS.
Analisis:
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial), karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.

Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan antar perorangan, perorangan dengan kelompok, maupun antar kepentingan kelompok.
Benturan dalam interaksi antar kelompok inilah yang terjadi antara kelompok kaya dan miskin. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor agama, faktor sosial, faktor budaya, faktor ekonomi, dan faktor komunikasi. Terkadang di antara kedua kelompok ini ada keengganan untuk mengadakan kerja sama layaknya masyarakat umum, bahkan untuk sekedar mengadakan kontak sosial maupun komunikasi. Jarangnya komunikasi menyebabkan kerapnya salah tafsiran antar kelompok yang dapat berujung cek cok. Solidaritas antar kelompok juga kecil, jarang ditemukan adanya anggota kedua kelompok saling tolong menolong, menjenguk jika ada yang sakit, atau bentuk kerukunan hidup yang lain. Kelompok kaya kadang merasa tidak butuh untuk mengadakan interaksi sosial dengan kelompok miskin, begitu pula kelompok miskin yang mempunyai stigma buruk bahwa semua orang kaya sombong dan tidak menghargai orang kecil. Padahal tidak menutup kemungkinan diantara anggota kedua kelompok tersebut ada sebagian kecil orang yang hidupnya benar-benar bersahaja, yang menjunjung persamaan harkat dan martabat manusia tanpa membedakan latar belakang seseorang, yang tentunya dapat memusyawarahkan upaya persatuan diantara mereka.
Upaya untuk menghapuskan kesenjangan tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan interaksi sosial antara dua kelompok tersebut, dalam hal ini adalah interaksi yang positif yaitu akomodasi. Maka dari itu kita harus mempelajari terlebih dahulu syarat-syarat terjadinya interaksi sosial agar syarat ini dapat dipenuhi untuk menyatukan kedua kelompok ini, dan juga mempelajari apa itu sebenarnya akomodasi.
Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.
Dua syarat terjadinya interaksi sosial :
1. Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk. Yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antarelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sengangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama seali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.
2. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Arti terpenting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lainnya. Komunikasi ini dapat memperlancar peoses akomodasi antara kelompok kaya dan miskin. Hal ini dapat diwujudkan dengan mempererat silaturahmi dengan musyawarah dan lain sebagainya.
Bentuk Interaksi Sosial (Akomodasi) untuk Mengatasi Kesenjangan antara Kaya dan Miskin
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, namun penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas sepenuhnya, tetapi dengan pemahaman akan pengertian satu sama lain antara kelompok kaya dan miskin akan membantu keberhasilan proses akomodasi. Secara lebih lanjut penjabaran dari proses akomodasi adalah sebagi berikut.
Akomodasi (Accomodation). Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti: menujuk pada suatu keadaan dan untuk merujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan Akomodasi dalam kasus kesenjangan antara kaya dan miskin adalah :
1. Untuk mengurangi pertentangan antara anggota kelompok kaya dan miskin sebagai akibat dari perbedaan faktor agama, faktor sosial, faktor budaya, faktor ekonomi, dan faktor komunikasi.
2. Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer.
3. Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok kaya dan miskin yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan.
4. Mengusahakan peleburan antara kelompok kaya dan miskin.
Bentuk-bentuk Akomodasi yang dimungkinkan antara kelompok kaya dan miskin adalah :
1. Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan.
2. Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
3. Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.
4. Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
5. Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
6. Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
7. Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.
Hasil-hasil Akomodasi yang dimungkinkan antara kelompok kaya dan miskin adalah:
1. Akomodasi dan Intergrasi Masyarakat. Akomodasi dan intergrasi masyarakat telah berbuat banyak untuk menghindarkan masyarakat dari benih-benih pertentangan laten yang akan melahirkan pertentangan baru.
2. Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda. Dengan akomodasi, mereka lebih membuka sikap dan kepribadian ke arah yang lebih baik, melestarikan sikar ramah tamah, toleransi, tenggang rasa, gotong royong, dll.
3. Perubahan lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan baru atau keadaan yang berubah.
4. Perubahan-perubahan dalam kedudukan.
5. Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi. Dengan adanya proses asimilasi, kelompok kaya dan kelompok miskin dapat lebih saling mengenal dan dengan timbulnya benih-benih toleransi mereka lebih mudah untuk saling mendekati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pictures