Senin, 05 April 2010

Makalah Struktur Komite dalam Organisasi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam setiap organisasi pasti terdapat suatu susunan kepengurusan. Namun, suatu organisasi tidak akan dapat melaksanakan dan menangani setiap kegiatan yang khusus dalam bidang tertentu yang diadakan oleh organisasi tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu struktur organisasi yang mampu menangani kegiatan tersebut sesuai dengan maksud dan tujuan. Sehingga banyak organisasi yang membuat bidang khusus untuk menangani kegiatan tersebut yang disebut dengan struktur organisasi komite.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut maka, rumusan masalah kali ini adalah:
1. Pengertian struktur komite.
2. Jenis-jenis struktur komite.
3. Sebab-sebab penggunaan strukturkomite.
4. Kelmahan struktur komite.
5. Ciri-ciri organisasi yang ber menggunakan struktur komite.
6. Contoh organisasi yang menggunakan struktur komite.
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mmbahas dan mengulas hal-hal yang berhubungan dengan:
1. Pengertian struktur komite.
2. Jenis-jenis struktur komite.
3. Sebab-sebab penggunaan struktur komite.
4. Kelmahan struktur komite.
5. Ciri-ciri organisasi yang ber menggunakan struktur komite.
6. Contoh organisasi yang menggunakan struktur komite.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Struktur Komite
Pengertian organisasi adalah:
1. Gomesz-Mejia, dkk (2004), struktur organisasi merupakan hubungan formal dan informal antar anggota suatu organisasi.
2. Robbins (2004) menjelaskan tentang bagaimana suatu tugas atau pekerjaan secara formal dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan.
3. Thompson dan Strickland (1993) berpendapat bahwa struktur organisasi yang tepat bagi suatu organisasi sangat tergantung pada strategi bisnis yang dipilih.
Stuktur organisasi digolongkan menjadi Struktur Garis, Struktur Garis dan Staff, Struktur Fungsional, Struktur Produk, Struktur Komite, Struktur Matriks. Saat ini kami akan membahas tentang struktur komite.
Organisasi komite adalah bentuk organisasi di mana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau board dengan pluralistik manajemen.
Oragnisasi komite sering disamakan dengan istilah panitia, komisi, gugus tugas (task force atau task group). Terlepas dari istilah mana yang dipakai, pada dasarnya semua istilah itu mengandung pengertian yang sama, yaitu sekelompok orang yang ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak dapat diselesaikan seorang pejabat atau oleh beberapa orang (dewan).
Wewenang yang dimiliki oleh komite berbeda-beda. Ada komite yang mempunyai wewenang untuk mengambil fungsi-fungsi manajemen dan ada pula komite yang tidak mempunyai wewenang untuk membuat keputusan. Ada komite yang berhak membuat keputusan, tetapi ada pula yang tetrikat pada suatu masalah yang dihadapi tanpa mempunyai wewenang untuk membuat kleputusan. Ada koimite yang bertugas memberikan rekomendasi kepada pimpinan/manajer. Dapat dikatakan bahwa wewenang yang diberikan kepada komite ada berbagai macam.


B. Jenis-jenis Komite
Apabila dilihat dari bentuk organisasi, komite adalah suatu bentuk organisasi staff tertentu. Komite juga merupakan kelompok orang-orang yang diberi tugas untuk melaksanakan tindakan administrative khusus, dan dalam pelaksanaannya menunjukkan sebagai staff khusus. Berdasarkan wewenang yang diberikan kepada komite, komite dapat dibedakan menjadi komite eksekutif dan komite staff. Komite eksekutif mempunyai wewenang untuk membuat keputusan ayng mengikat bawahan. Hal ini berarti bawahan harus memberikan pertanggungjawaban kepada komite. Komite staff tidak mempunyai wewenang untuk membuat keputusan sehingga komite ini bertindak sebagi pemberi saran saja.
Menurut sifatnya, komite dapat dibedakan menjadi komite yang bersifat formal, informal, permanen komite yang bersifat sementara.
1. Komite yang bersifat Formal
Ciri-cirinya adalah sebagi berikut:
a. Dibentuk atas dasar wewenang yang membentuk.
b. Mempunyai tempat dalam struktur organisasi.
c. Mempunyai tujuan jelas.
d. Menerima delegasi wewenang dan tugas tertentu.
2. Komite yang bersifat informal
Ciri-cirinya adalah sebagi berikut:
a. Tidak ada pembentukan dari eksekutif yang berwenang.
b. Tidak ada pemberian tugas yang bersifat khusus.
c. Anggota-anggotanya berkumpul secara spontan berdasarkan kebutuhan yang sama, dan mereka menyadari bahwa kegiatan bersama itu akan membantu untuk tercapainya tujuan bersama.
d. Anggotanya sering disebut dengan istilah task group, task orientes, atau task force (gugus tugas). Yang berarti bahwa kelompok yang terdiri dari orang-orang yang mempunyai keahlian khusus yang diambil dai berbagai unit organisasi yang melaksanakan suatu tugas tertentu.
e. Komite ini dibentuk tanpa adanya oendelegasan wewenang.
3. Komite yang bersifat permanen.
a. Dibentuk secara forml sehingga mempunyai cirri-ciri seperti komite formal.
b. Mempunyai daya laku yang tidak terbatas waktunya, sepanjang organisasi masih memerlukan komite.
4. Komite yang bersifat temporer
a. Dibentuk secara informal sehingga mempunyai cirri-ciri seperti komite informal.
b. Dapat juga dibentuk secara formal tetapi mempunyai batas waktu sementara. Apabila tugas tertentu (tugas khusus) sudah selesai maka komite tersebut dibubarkan.
C. Sebab-sebab Penggunaan Komite
Penggunaan komite dalam suatu organisasi disebabkan karena:
1. Merupakan forum untuk saling bertukar pendapat antara para anggota sehingga sifatnya demokratis.
2. Sebagai alat koordinasi:
a. Untuk menyusun perencanaan dan penetuan kebijaksanaan (policy).
b. Untuk mengintregasikan rencana dan kegiatan organisasi.
c. Karena komplikasi, perubahan, kebutuhan akan penguasaan bergbagai bagian, terutama masalah sulit untuk diatasi.
3. Dapat dipergunakan sebagai alat untuk menampung semua jenis informasi.
4. Alat untuk konsolidasi wewenang.
5. Alat yang sangat berharga untuk pemusatan wewenang dalam penyusunan rencana program.
6. Pertimbangan dan keputusan kelompok lebih baik daripada pertimbangan atau keputusan yang diambil secara perorangan.
7. Meningkatkan motivasi melalui partisipasi aktif.
8. Meningkatkan pengawasan karena komite dapat berhubungan langsung dengan para pelaksana.
9. Komite lebih fokus pada keahlian.
D. Kelemahan Struktur Komite
Penggunaan komite selain mengandung beberapa keuntungan seperti yang telah dikemukakan di atas mengandung beberapa kelemahan, yaitu sebagai berikut:
1. Pemborosan waktu maupun biaya.
2. Proses pengambilan keputusan berjalan lambat karena segala sesuatunya harus dibicarakan bersama terlebih dahulu.
3. Ada kemungkinan ingkar-mengingkari tanggung jawab. Misalnya timbul kemacetan, tidak ada satu orangpun dari anggota komite dapat dimintai pertanggungjawaban lebih daripada orang lain.
4. Para pelaksana sering mendapat kesulitan untuk mendahulukan perintah mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu, karena perintah datang dari beberapa pihak.
5. Kadang-kadang keputusan diambil secara kompromi.
6. Kurang adanya sifat- sifat kepemimpinan yang tegas dan baik.
7. Semua pelaksanaan didasarkan pada kolektivitas sehingga kurang menumbuhkan daya kreasi dalam pelaksanaannya.
E. Ciri- ciri Organisasi yang Berbentuk Komite
Dalam organisasi yang berbentuk komite, pemimpin dan para pekerja dibentuk dalam kelompok-kelompok. Keseluruhan unsur pimpinan pada umumnya jadi komite. Para pekerjapun dibagi dalam kelompok-kelompok yang mirip dengan satuan tugas atau gugus tugas. Dengan demikian organisasi yang berbentuk komite mempunyai cirri- cirri sebagai berikut:
1. Kepemimpian dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok orang.
2. Semua anggota mempunyai hak, wewenang dan tanggung jawab yang sama.
3. Para pekerja dikelompokkan menurut jenis tugas yang harus dilakukan dalam bentuk satuan tugas, gugus tugas (task force).
4. Semua anggota komite ikut ambil bagian dalm membicarakan tugas-tugas yang harus dikerjakan.
5. Keputusan diambil secara konsensus.
6. Masing-masing anggota komite bebas dalam mengemukakan pendapat.
7. Ketua komite tidak mempunyai kekuasaan atas yang lain.
8. Masing-masing anggota komite biasanya bersedia mendengarkan pendapat anggota yang lain.
F. Contoh Organisasi Komite
Struktur Organisasi KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia).
1. Dewan Pimpinan Eksekutif
Ketua Umum : Rita Subowo
Wakil Ketua Umum I : Hendardji Soepandji

Wakil Ketua Umum II : Sri Sudono Sumarto

Sekretaris Jenderal : Rosihan Arsyad

Wakil Sekretaris Jenderal I : Nuranto

Wakil Sekretaris Jenderal II : Cahya Aziz

Bendahara : Budi Rustanto
Wakil Bendahara : Priadi Sumantri

Dewan pimpinan yang diketuai oleh ketua umum ini bertugas mengatur kebijakan-kebijakan umum organisasi KONI, yang selanjutnya dalam setiap bidang/komite bawahan mempunyai wewenang untuk mengelola dan membuat keputusan sendiri yang tidak bertentangan dengan program dan keputusan dewan. Dalam dewan ini ketua umum dibantu oleh beberapa wakil, sekretaris dan bendahara.
2. Bidang Organisasi
Ketua Bidang Organisasi : Ngatino

Waka Bidang Organisasi : Arsyad Achmadin

Bidang ini mempunyai tugas untukmengaktualisasikan KONI sebagai suatu organisasi yang di dalamnya terdapat struktur-struktur kepemimpinan dan bawahan. Semua diusahakan untuk saling berintregasi guna kemajuan KONI sendiri.
3. Bidang Pembinaan Prestasi
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi : Mulyana

Waka Bidang Pembinaan Prestasi : Otte Ruchiyat

Bidang ini bertugas untuk memberikan panduan pada para atlet, pelatih, official untuk berkembang dalam segi prestasi.
4. Bidang Litbang
Ketua Bidang Litbang : Wimbo Hardjito

Waka Bidang Litbang : Sony Teguh Trilaksono

Bidang ini bertugas untuk meneliti segala sesuatu yang berkaitan dengan insan olahraga dan organisasi KONI sendiri, guna mengembangkan sarana dan prasarana dan kualitas atlet, pelatih, manager, dan official.
5. Biro Perencanaan & Anggaran
Kepala Biro Perencanaan & Anggaran : Oong S Wiradinata

Waka Biro Perencanaan & Anggaran : Eman Sumusi

Biro ini mengatur dan merencanakan Anggaran Dasar Rumah Tangga KONI, dan mengurus hal-hal yang berkaitan dengan finansial lainnya.
6. Biro Promosi & Pemasaran
Kepala Biro Promosi & Pemasaran : Juliari P. Batubara

Biro ini bertugas untuk melakukan promosi dan memasarkan program-program KONI.
7. Biro Media dan Humas
Kepala Biro Media dan Humas : Atal S Depari

Waka Biro Media & Humas : Firmansyah Gindo

Biro ini bertugas mengaktualisasikan organisasi KONI dalam dan luar negri.
8. Komisi Hukum
Ketua Komisi Hukum : Umbu S. Samapaty

Waka Komisi Hukum : Faisal Abdullah

Komisi ini menangani hal-hal yang berkaitan dengan peraturan, perjanjian dan advokasi organisasi KONI.
9. Komisi IPTEK Olahraga
Ketua Komisi IPTEK Olahraga : Dr. Ismeth S. Abidin

IPTEK merupakan portal informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan untuk menyebarluaskan informasi IPTEK kepada atlet, pelatih, manager, official dan kepada masyarakat pada umumnya.
10. Komisi Pendidikan & Penataran
Ketua Komisi Pendidikan & Penataran : Abdul Rauf

Komisi ini bertugas untuk melakukan pembimbingan dan penataran bagi atlet, pelatih, official bagi siapapun yang terkait pada KONI dan insan olahraga.
11. Badan Audit Internal
Ketua Badan Audit Internal : Indra Asrah

Badan ini bertugas memeriksa dan mengevaluasi organisasi KONI dari dalam sehingga terjadi kontrol guna menjaga stabilitas, sehingga KONI tetap terkendali.
12. Biro Umum
Ketua Biro Umum : Santosa Jayaatmaja

Mengatur hubungan antar biro/komisi/bagian yang ada dalam organisasi KONI agar tercipta kesatuan dalam tugas.
13. Komisi Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga
Ketua Komisi Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga : Djati Walujo

Mengatur hubungan kerjasama organisasi KONI dengan organisasi lain yang berada di atas, sejajar maupun di bawahnya.
14. Komisi Kesejahteraan Pelaku Olahraga
Ketua Komisi Kesejahteraan Pelaku Olahraga : Kusnan Ismuka

Mengatur dan mengusahakan kesejahteraan para atlet dari segi materi dan non materi.
15. Komisi Pembibitan dan Pemanduan Bakat
Ketua Komisi Pembibitan dan Pemanduan Bakat : Johansyah Lubis

Komisi ini bertugas untuk mencari dan mengelola bibit-bibit atlet yang ada di masyarakat guna kaderisasi atlet sehingga dalam setiap event olahraga baik nasional maupun internasional, Indonesia tidak kekurangan atlet.
16. Pusat Data
Ketua Pusat Data : Yuanita Nasution

Pusat Data adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk menempatkan sistem komputer dari komponen-komponen terkaitnya, seperti sistem telekomunikasi dan penyimpanan data indentifikasi data-data dari seluruh cabang olahraga baik dari atlet, pelatih, manager dan official.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kesimpulan
Struktur komite adalah sekelompok orang yang ditnjuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak dapat diselesaikan seseorang (pejabat atau pimpinan) atau oleh beberapa orang (dewan).
Suatu komite ada yang diberi wewenang untuk membuat keputusan ada pula yang sebatas melakukan tugas tanpa berhak membuat keputusan sendiri. Menurut sifatnya, suatu komite dapat dibedakan menjadi komite yang besifat formal, bersifat informal, bersifat permanen dan yang bersifat sementara.
Komite dapat memberikan kemudahan dalam melaksanakan suatu tugas, yaitu dengan adanya forum untuk bertukar pikiran, adanya koordinasi, adanya wadah untuk menampung semua informasi, adanya media untuk konsolidasi wewenagn dan keuntungan-keuntungan lain.
B. Saran
Struktur organisasi komite sebaiknya digunakan dalam suatu kepanitiaan organisasi dan pemerintahan serta tidak sesuai jika digunakan dalam struktur organisasi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Wusanto, Ignastius. 2002. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi.
2. http://koni.or.id/
3. http://galihjuwono.wordpress.com/struktur-organisasi-mainmenu-56.htm
4. http://komunitasmanajemen21.multiply.com/ArtikelSuaraKomunitas.htm
5. http://adpui.multiply.com/21205457-Administrasi-perkantoran-2-New-STIA-Sandikta.ppt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pictures