1. Apakah yang dimaksud dengan produktivitas pekerja?
J. Ravianto, dalam bukunya “Produktivitas dan Manajemen”, mengemukakan pengertian produktivitas: ”Produktivitas mengandung arti pengertian perbandingan antara hasil yang ingin dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan”. Sedangkan Wayne F. Cascio dalam bukunya Managing Human Resource mengatakan bahwa: ”Productivity is a measure of the output of goods and services relative to the input tabor, material and equipment.” Bambang Kusriyanto, dalam bukunya “Meningkatkan Produktivitas Karyawan”; menjelaskan bahwa: ”Produktivitas karyawan adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu”.
Kemudian Bambang Kusriyanto mengemukakan bahwa peningkatan produktivitas karyawan dapat dilihat dalam empat bentuk:
a. Pengurangan sumber dana untuk memperoleh jumlah produksi yang sama.
b. Pengurangan sumber daya sekedarnya untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih besar.
c. Penggunaan jumlah sumber daya yang sama untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih besar.
d. Penggunaan jumlah sumber daya yang lebih besar untuk memperoleh jumlah produksi yang jauh lebih besar lagi.
Dari definisi tersebut dapat, disimpulkan bahwa produktivitas pekerja adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan barang/ jasa dengan menggunakan berbagai sumber produksi sesuai dengan mutu/ kualitas dan jangka waktu yang telah ditetapkan perusahaan.
Faustino Cardoso Gomes (1997:160) dalam bukunya mengemukakan bahwa produktivitas pekerja sangat dipengaruhi oleh faktor:
a. Knowledge (Ilmu Pengetahuan), adalah suatu tafsiran psikologis terhadap ilmu pengetahuan dimulai dengan kesadaran tinggi, bahwa ilmu pengetahuan merupakan ciptaan manusia dan bukan sesuatu yang otonom, tidak manusiawi atau yang sifatnya tersendiri dengan nilai-nilai intrinsiknya sendiri, agar dapat untuk diciptakan, diperbaharui dan dipelihara oleh umat manusia.
b. Skill (Ketrampilan), adalah suatu kecakapan yang berhubungan dengan tugas yang dimiliki dan dipergunakan oleh seseorang pada waktu yang tepat. Ketrampilan fisik, misalnya kekuatan dinamis, tingkat kelenturan, koordinasi tubuh nyata, keseimbangan tubuh dan daya tahan stamina.
c. Abilities (Kemampuan), adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang mernungkinkan seseorang menyelesaikan pekerjaannya yang bersifat mental atau fisik.
d. Attitudes (Sikap), adalah pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan mengenai obyek orang atau peristiwa, jadi sikap mencerminkan bagaimana seseorang mengenai sesuatu atau memfokuskan perhatian pada sejumlah yang sangat terbatas (sikap yang berkaitan dengan pekerjaan).
e. Behaviour (Perilaku), adalah suatu komponen perilaku dari suatu sikap atau maksud cara berperilaku terhadap seseorang.
2. Bagaimana pengaruh spesialisasi, investasi modal manusia, investasi modal barang terhadap produktivitas?
a. Pengaruh pembagian kerja terhadap produktivitas.
Dalam melakukan aktivitas perusahaan selalu membutuhkan adanya manajemen agar tercapai produktivitas yang optimal. Organisasi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan manajemen yang baik dan efektif, untuk itu semua tugas yang ada organisasi harus dibagi-bagi pada karyawan sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut, atau dengan kata lain untuk melaksanakan semua tugas karyawan maka perlu adanya pembagian kerja. Pembagian kerja adalah Perincian atau pengelompokan suatu aktivitas-aktivitas dan tugas-tugas semacam dan erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh organisasi tertentu.
Manfaat pembagian kerja adalah agar pekerjaan terselenggara dengan baik sesuai rencana dan dapat diketahui dengan jelas tujuan suatu organisasi, pegawai atau karyawan yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pekerjaan tersebut. (Marzuki, 1981 : 9).
Sedangkan menurut A.S Moenir manfaat pembagian kerja adalah :
• Memudahkan bagi seseorang untuk melaksanakan tugas pekerjaannya tanpa menunggu perintah atau komando.
• Diketahui dengan jelas batas wewenang dan tanggung jawab dari pekerjaan itu.
• Tidak meragukan dalam pemberian tugas atau pelaksanaan pekerjaan.
• Memudahkan dalam pengawasan.
• Tidak terjadinya simpang siur atau benturan dalam pelaksanaan pekerjaan.
• Menjadi dasar pertimbangan dalam penentuan kebutuhan pendidikan.
Pembagian kerja berarti suatu pekerjaan yang harus diselesaikan, dipecah-pecah dalam sejumlah bagian dan langkah-langkah perencanaan. Setiap bagian dan langkah pelaksanaan dilakukan orang-orang yang berbeda keahlian dan tanggung jawab. Setiap orang melakukan kerja dengan spesialisasi dalam bagian-bagian dari suatu pekerjaan, tidak merupakan keseluruhan dari pekerjaan. Dengan demikian pembagian kerja yang baik akan bermanfaat bagi organisasi yang bersangkutan dalam penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang berarti juga evektifitas dan produktivitas dapat tercapai.
b. Pengaruh spesialisasi terhadap produktivitas.
Spesialisasi pekerjaan adalah pembagian kerja berdasarkan oleh keahlian atau ketrampilan khusus (Sutarto, 1978 : 110). Istilah spesialisasi kerja digunakan untuk mendeskripsikan sampai tingkat mana tugas dalam organisasi dipecah-pecah menjadi pekerjaan yang terpisah. Hakekat spesialisasi kerja bahwa adalah dari pada dilakukan oleh satu individu lebih baik pekerjaan itu dipecah menjadi sejumlah langkah dengan tiap langkah diselesaikan oleh individu yang berlainan (Robbin, 2002 :132) Sedangkan Prof. Dr. Winardi. SE (1990:389) berpendapat bahwa spesialisasi kerja adalah proses dengan apa macam-macam tugas pekerjaan diterjemahkan ke dalam suatu pembagian kerja.
Manfaat spesialisasi. Orang pertama yang menyadari manfaat spesialisasi adalah Adam Smith. Dalam bukunya Wealth of Nation seperti dikutip oleh Stoner (1996:286), Adam Smith mulai dengan ungkapan terkenalnya yang melukiskan spesialisasi tenaga kerja dalam sebuah pabrik, Smith menulis: ”satu orang menarik kawat, yang lain meluruskannya, orang ketiga memotongnya, orang keempat menajamkannya, orang kelima menggulung ujungnya dan membentuk kepalanya…”. Sepuluh orang yang bekerja dengan cara itu akan mengahasilkan 48.000 peniti dalam satu hari. Tetapi apabila setiap orang melakukan seluruh pekerjaan itu mandiri paling banyak tiap orang hanya akan menghasilkan paling banyak 20 peniti satu hari. Menurut Smith, manfaat terbesar dari spesialisasi adalah dalam pemilahan seluruh pekerjaan menjadi pekerjaan kecil, sederhana,dan terpisah di mana setiap karyawan dapat mengkhususkan diri dan produktivitas total berlipat ganda secara geometris.
Spesialisasi menyebabkan kenaikan produktivitas secara dramatis. Ini disebabkan karena tidak seorangpun secara fisik akan mampu melaksanakan seluruh aktivitas tugas-tugas yang paling rumit, dan tidak seorangpun akan memiliki semua keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan berbagai tugas yang tercakup dalam suatu pekerjaan yang rumit.
Dengan demikian untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang memerlukan sejumlah langkah, perlu diadakan pemilahan bagian-bagian tugas dan membagi-bagikan terhadap sejumlah orang. Pembagian kerja yang dispesialisasikan seperti itu memungkinkan orang mempelajari keterampilan dan menjadi pakar dalam bidang pekerjaan tertentu. Tugas-tugas yang disederhanakan dapat dipelajari dalam waktu singkat dan dapat diselesaiakan secara cepat. Juga adanya pekerjaan yang beraneka ragam memungkinkan orang memilih atau ditugasi dengan pekerjaan yang mereka senangi dan cocok bagi mereka.(Stoner,1996:286). Perkembangan jaman seiring dengan banyaknya maksud dan tujuan manusia yang ingin dicapai memungkinkan dipraktekkannya spesialisasi secara meluas. Spesialisasi tidak hanya dipraktekkan dalam dunia industri, tetapi juga dalam dunia perkantoran. Praktek-praktek perkantoran yang bersifat administratif dan klerikal sekarang dituntut untuk bekerja cepat dan efisien dengan hasil kerja yang mampu mendukung kecepatan pelaksanaan kerja di lapangan.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam upaya meningkatkan produktivitas yang tinggi, spesialisasi dipilih dan dipraktekkan untuk mengefisienkan serangkaian operasi kerja dalam upaya untuk mendapatkan hasil kerja atau produk jadi dengan kualitas yang lebih baik dalam waktu yang tidak terlalu lama. Pengaruh lain dari spesialisasi adalah, jika suatu pekerja yang menduduki bagian penting dan telah terspesialisasi tidak dapat bekerja karena suatu halangan, hal ini akan menurunkan produktivitas.
c. Pengaruh investasi modal manusia terhadap produktivitas.
Peningkatan investasi sumberdaya manusia secara langsung berdampak pada peningkatan produktivitas tenaga kerja yang mendorong pada peningkatan produksi, yang ditunjukkan oleh peningkatan stok kapital, neraca perdagangan dan konsumsi rumah tangga.
Dengan modal manusia yang berkualitas pada Knowledge, Skill, Abilities, Attitudes-nya, tenaga kerja yang terlatih dan terdidik kemungkian produktivitas akan lebih optimal.
d. Pengaruh investasi barang modal terhadap produktivitas.
Kegiatan investasi memungkinkan suatu perusahaan terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan taraf kemakmuran (Sukirno, 2000: 367). Adanya investasi-investasi baru memungkinkan terciptanya barang modal baru sehingga akan menyerap faktor produksi baru yaitu menciptakan lapangan kerja baru atau kesempatan kerja yang akan menyerap tenaga yang pada gilirannya akan mengurangi pengangguran.
Benda-benda seperti, traktor, kantor, gedung, mesin yang sejalan dengan perkembangan teknologi merupakan barang modal. Barang modal adalah semua benda yang dipergunakan untuk menghasilkan (proses produksi) lebih lanjut. Dengan barang modal yang berkulitas, manusia diberikan kemungkinan untuk meningkatkan produksi secara berlipat ganda. Dengan demikian adanya investasi barang modal membuka peluang untuk peningkatan produktivitas, karena jika penggunaan barang modal berlaku dengan baik manusia dapat menciptakan barang dan jasa yang dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar dan kualitas yang lebih baik.
3. Keuntungan produktivitas yang meningkat bagi perusahaan.
a. Produktivitas pekerja menguntungkan perusahaan. Apabila suatu perusahaan mampu meningkatkan semangat dan bagaimana kegairahan kerja, maka mereka akan memperoleh produktivitas yang optimal, karena pekerjaan akan terselesaikan dengan cepat, kerusakan akan dapat dikurangi, absensi akan dapat diperkecil, kemungkinan perpindahan karyawan/karyawan dapat diperkecil seminimal mungkin, sehingga dengan demikian bukan saja produktivitas kerja yang dapat ditingkatkan, tetapi juga ongkos per unit dapat diperkecil. (Nitisemito, 1982 : 160).
Dengan produktivitas diharapkan pekerjaan akan dilaksanakan seefektif mungkin, bilamana kedisiplinan tidak dilaksanakan maka kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien (Nitisemito, 1991 : 200).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya semangat kerja dan disiplin kerja serta kesungguhan dalam bekerja, maka diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, sedangkan R. Saint Paul, dalam bukunya Hadawi Nawawi: Seni Administrasi Personel untuk peningkatan produktivitas kerja, mendefinisikan produktivitas secara sederhana yaitu hubungan antara kualiatas yang dihasilkan dengan jumlah kerja yang dilakukan mencapai hasil itu (Nawawi, 1990 : 102).
b. Dengan produktivitas, biaya operasional perusahaan turun.
c. Dengan produktivitas biaya produksi lebih efisien, jadi lebih meningkatkan laba/ profitabilitas.
d. Memaksimalkan penggunaan semua sumber daya perusahaan seperti tanah, peralatan/ mesin, pabrik, pekerja, dan faktor produksi lain.
e. Dengan produktivitas pereusahaan dapat menguasai pasar, daya saing perusahaan tinggi.
f. Arus kas yang lebih, berarti peluang lebih besar bagi perusahaan untuk berkembang dan tumbuh.
4. Mengapa produktivitas penting bagi individu maupun perekonomian.
Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sehingga dapat disimpulakan dengan adanya produktivitas, kualitas individu akan meningkat, sejalan dengan bertambahnya:
a. Adanya etos kerja yang merupakan sikap hidup yang bersedia bekerja keras demi masa depan yang lebih baik, semangat untuk mampu menolong dirinya sendiri, berpola hidup sederhana, mampu bekerjasama dengan sesama manusia dan mampu berfikir maju dan kreatif.
b. Mengembangkan sikap hidup disiplin terhadap waktu dan dirinya sendiri dalam arti mampu melaksanakan pengendalian terhadap peraturan, disiplin terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai manusia.
c. Motivasi dan orientasi kemasa depan yang lebih baik. Bekerja dengan produktif oleh dorongan/ motivasi untuk mencapai masa depan yang lebih baik (Saksono, 1997 :113).
d. Kesejahteraan individu yang meningkat sejalan dengan kualitas individu yang baik.
Sedangkan dimensi keorganisasian perekonomian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (out put). Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas. Produktivitas kerja sebagai salah satu orientasi manajemen perekonomian dewasa ini, karena dengan produktivitas, perekonomian banyak diuntungkan seperti dalam hal-hal berikut ini:
a. Menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan standar hidup.
b. Kesejahteraan masyarakat meningkat.
c. Menghapus tekanan inflasi.
d. Kompetisi pasar semakin beragam, dan siapapun dapat ikut meramaikan.
e. Mendorong investasi luar negeri untuk masuk.
f. Kenaikan pada rekening giro.
g. Kenaikan potensi produktif.
h. Efek pada tingkat pekerjaan.
Referensi:
1. HR Management. Memahami Produktivitas Karyawan. http://rajapresentasi.com/2008/12/memahami-produktivitas-karyawan/
2. Dewi, Tri Silawati. 2005. PENGARUH PEMBAGIAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PRODUKSI PT. DUPANTEX KABUPATEN PEKALONGAN, NIM 3364970433, skripsi Jurusan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.
3. Suryatiningsih, Eni. 2005. ANALISIS TINGKAT SPESIALISASI KERJA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PEGAWAI BIRO UMUM SETDA PROPINSI JAWA TENGAH, NIM 3364990101, skripsi Jurusan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.
4. Kusumawarni, Dwi. 2007. PENGARUH SEMANGAT DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN KUDUS, skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
makasih mba udah bantu aku buat ngerjain tugas matkul.ku :)
BalasHapus