BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Nilai-nilai kemanusiaan selalu menjadi topic yang menarik untuk diperbincangkan. Nilai-nilai kemanusiaa selalu diidamkan oleh setiap umat manusia untuk menciptakan tatanan kehidupan yang teratur, harmonis, dinamis dan progresif. Sebuah tatanan yang menekankan pada pesan-pesan perdamaian, keadilan, ketertiban, kebebasan, dan pesan-pesan kemanusiaan lainnya. Dalam kondisi idealnya, setiap umat manusia selalu berharap agar keberadaan nilai-nilai kemanusiaan ini tidak hanya mampu menggambarkan kondisi kemanusian yang seharusnya. Tetapi juga dapat diwujudkan ke dalam bentuknya yang lebih nyata dalam setiap aspek kehidupan umat manusia. Sehingga pada akhirnya, nilai-nilai ini mampu menjadi landasan dalam mengatur dan menjaga kelangsungan hidup umat manusia, sekaligus memulihkan berbagai masalah kemanusiaan yang ada.
Namun, pada kenyataanya, kondisi ideal yang dicita-citakan tersebut masih jauh dari harapan. Nilai-nilai kemanusiaan yang diidamkan itu seakan menjadi sesuatu yang lebih mudah untuk diwacanakan, namun terkesan begitu sulit duwujudkan. Manusia dan nilai-nilai kemanusiaan seperti dua bagian yang saling bersebrangan. Bahkan hak-hak asasi manusia yang sifatnya sangat mendsar dan seharusnya sinilii mnusia sejak lahir, dalam kenyataannya tidak dapat begitu sja dinikmati oleh sebagian besar umat manusia. Kecenderungan ini dapat dilihat ketika kehidupan umat manusia dihadapkan diantara dua kepentingan yang berbeda. Kepentingan mereka yang hendak memposisikan dirinya sebagai pihak yang menguasai (superior) dan mereka yang diposisikan sebagai pihak yang dikuasai (imperior). Dalam kodisi ini, berbagai tindakan eksploitasi manusia terhadap manusia lainnya kemudian dilgelkan oleh salah satu pihak. Manusia dikelompokkan menjadi mereka yang beradab dalam kelompok beradab dan belum beradab.
Kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan ini dialami pula oleh rakyat india yang berada di Afrika Selatan dan India pada masa pemerintahan Inggris. Melalui kebijakan imperialise pemerintah inggris yang bersifat diskriminatif dan eksploitatif. Nilai-nilai kemanusiaan rakyat India pada waktu itu direndahkan. Masalah-masalah kemanusiaan yang muncul membuat rakyat India semakin sengsara.
Pada masa itu, muncul sosok yang mampu menjawab masalah kemanusiaan tersebut dengan ajaran-ajaran dan tindakan praktisnya yang dikemas dalam prinsip ahimsa, satyagraha, hartal, dan swadeshi. Sosok tersebut bernma Mohandas Karamchan Gandhi atau lebih dikenal dengan Mahatma Gandhi. Makalah ini disusun untuk membahas tentang biografi Mahatma Gandhi dan ajaran-ajarannya yang dapat mengubah kehidupan rakyat India.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dari latar belakang di atas yaitu:
a. Bagaimanakah biografi Mahatma Gandhi?
b. Bagaimanakah kehidupan masa kecil Mahatma Gandhi?
c. Bagaimanakah latar belakang keluarga Mahatma Gandhi?
d. Bagaimanakah peran Mahatma Gandhi dalam bidang kemanusiaan?
e. Apa sajakah ajaran-ajaran Mahatma Gandhi?
f. Seperti apakah nilai-nilai Kepemimpinan Mahatma Gandhi?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui biografi Mahatma Gandhi.
b. Untuk mengetahui masa kecil Mahatma Gandhi.
c. Untuk mengetahui latar belakang Keluarga Mahatma Gandhi.
d. Untuk mengetahui peran Mahatma Gandhi.
e. Untuk mengetahui ajaran-ajaran Mahatma Gandhi.
f. Untuk mengetahui nilai-nilai kepemimpinan Mahatma Gandhi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Mahatma Gandhi
Mohandas Karamchand Gandhi (2 Oktober 1869—30 Januari 1948) juga dipanggil Mahatma Gandhi (bahasa Sansekerta: "jiwa agung") adalah seorang pemimpin spiritual dan politikus dari India. Pada masa kehidupan Gandhi, banyak negara yang merupakan koloni Britania Raya. Penduduk di koloni-koloni tersebut mendambakan kemerdekaan agar dapat memerintah negaranya sendiri. Gandhi adalah salah seorang yang paling penting yang terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan India. Dia adalah aktivis yang tidak menggunakan kekerasan, yang mengusung gerakan kemerdekaan melalui aksi demonstrasi damai.
BIOGRAFI
Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 di negara bagian Gujarat di India. Beberapa dari anggota keluarganya bekerja pada pihak pemerintah. Saat remaja, Gandhi pindah ke Inggris untuk mempelajari hukum. Setelah dia menjadi pengacara, dia pergi ke Afrika Selatan, sebuah koloni Inggris, di mana dia mengalami diskriminasi ras yang dinamakan apartheid. Dia kemudian memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik agar dapat mengubah hukum-hukum yang diskriminatif tersebut. Gandhi pun membentuk sebuah gerakan non-kekerasan.
Ia mengawali karirnya sebagai seorang pengacara di Afrika Selatan, di mana ia menemukan berbagai persoalan rasial untuk pertama kalinya. Suatu ketika, dalam perjalanan di atas kereta api menuju Pretoria, Gandhi diminta meninggalkan kursi penumpang kelas satu yang ditumpanginya meskipun ia telah membayar tiketnya. Kondektur kereta yang berkulit putih itu dengan sinis mengatakan bahwa selain orang kulit putih tidak diperkenankan menempati kursi kelas utama. Tetapi Gandhi menolak dan bersikeras untuk tetap menempati kursi yang telah dibayarnya itu. Karena penolakan ini, sang kondektur menurunkannya di sebuah stasiun kecil. Konon, itulah salah satu kejadian yang kemudian membuatnya selalu berjuang untuk keadilan. Dia selalu mencontohkan bahwa kita dapat melawan ketidak adilan tanpa melakukan kekerasan. Semasa di Afrika Selatan-lah Gandhi mulai mengembangkan idenya yang disebut Ahimsa atau anti-kekerasan, dan mengajarkan orang-orang India yang hidup di sana bagaimana menerapkan Ahimsa untuk mengatasi berbagai ketidak adilan yang mereka alami. Metode yang disebut juga sebagai perlawanan pasif atau anti-bekerjasama dengan mereka yang melakukan ketidak-adilan. Gandhi yakin bahwa, dengan menolak-bekerjasama, si oknum akhirnya akan menyadari kesalahannya dan kemudian menghentikan sikap tak adilnya.
Ketika kembali ke India, dia membantu dalam proses kemerdekaan India dari jajahan Inggris; hal ini memberikan inspirasi bagi rakyat di koloni-koloni lainnya agar berjuang mendapatkan kemerdekaannya dan memecah Kemaharajaan Britania untuk kemudian membentuk Persemakmuran. Rakyat dari agama dan suku yang berbeda yang hidup di India kala itu yakin bahwa India perlu dipecah menjadi beberapa negara agar kelompok yang berbeda dapat mempunyai negara mereka sendiri. Banyak yang ingin agar para pemeluk agama Hindu dan Islam mempunyai negara sendiri. Gandhi adalah seorang Hindu namun dia menyukai pemikiran-pemikiran dari agama-agama lain termasuk Islam dan Kristen. Dia percaya bahwa manusia dari segala agama harus mempunyai hak yang sama dan hidup bersama secara damai di dalam satu negara.
Pada 1947, India menjadi merdeka dan pecah menjadi dua negara, India dan Pakistan. Hal ini tidak disetujui Gandhi. Sementara Pergerakan terus berlangsung, Gandhi tetap melanjutkan pencariannya akan kebenaran dan merancang strategi yang sesuai untuk menghadapi musuh. Ia menyebutnya Satyagraha - Penegakan Kebenaran. Gandhi yakin bahwa dengan melihat penderitaan seseorang yang menegakkan kebenaran akan memberi pengaruh dan akan menyentuh nurani pelaku kesewenangan (musuh). Satyagraha kemudian dijalankan secara luas dan efektif dalam perjuangan kemerdekaan. Perjuangan ini akhirnya mencapai satu titik dimana Inggris tak sanggup bertahan menentang ribuan massa rakyat yang menetangnya, aksi-damai yang menuntut kemerdekaan. Betapapun, Gandhi yakin kepada setiap usaha dan perjuangan yang dilakukan oleh mereka yang dibimbing langsung olehnya dalam menjalankan Satyagraha, dan karena ajaran dan pelatihan Satyagraha inilah perjuangannya membawa hasil.
Prinsip Gandhi, satyagraha, sering diterjemahkan sebagai "jalan yang benar" atau "jalan menuju kebenaran", telah menginspirasi berbagai generasi aktivis-aktivis demokrasi dan anti-rasisme seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson Mandela. Gandhi sering mengatakan kalau nilai-nilai ajarannya sangat sederhana, yang berdasarkan kepercayaan Hindu tradisional: kebenaran (satya), dan non-kekerasan (ahimsa). Pada 30 Januari 1948, Gandhi dibunuh seorang lelaki Hindu yang marah kepada Gandhi karena ia terlalu memihak kepada Muslim. Nehru, Perdana Menteri India, menyebut Gandhi sebagai tokoh terbesar India setelah Gautama, sang Buddha. Ketika diminta untuk mengomentari tentang Gandhi, Einstein mengatakan: "Pada saatnya akan banyak orang yang tak percaya dan takjub bahwa pernah hidup seorang seperti Gandhi di muka bumi". Winston Churchill, Perdana Menteri Inggris, menyebutnya 'Naked Fakir'.
B. Masa Kecil Mahatma Gandhi
Mohandas Karamchand Gandhi adalah nama yang diberikan ketika seorang bayi laki-laki dilahirkan di Porbander, sebuah kota di pesisir pantai yang sekarang dikenal dengan nama Gujarat, India Barat pada tanggal 2 oktober 1869. Ayahnya bernama Karamchand Gandhi berasal dari komunitas Hindu Modh adalah seorang diwanatau perdana menteri dari kerajaan Porbander. Ibunya bernama Putlibai, berasal dari komunitas Hindu Pranami Vaishnava dan merupakan istri keempat dari Karamchand Gandhi. Sedangkan 3 istri terdahulunya meninggal ketika melahirkan bayi. Tumbuh dengan ibu yang beriman dan tradisi agama yang kuat, Mahatma Gandhi muda telah menyerap nilai-nilai kehidupan yang kelak menjadi dasar hidupnya, diantaranya rasa belas kasihan terhadap makhluk hidup, vegetarian, puasa untuk pemurnian diri, dan toleransi antar umat beragama.
Di bulan Mei 1883, Mahatma Gandhi (13 tahun) menikah dengan Kasturbai Makhanji (14 tahun) dalam pernikahan yang diatur oleh orang tuanya. Berdasarkan kepercayaan pengantin wanita lebih banyak tinggal di rumah orang tua mempelai wanita dan jauh dari suaminya, Mahatma Gandhi. Pada tahun 1885, Mereka dikaruniai seorang anak namun hanya bertahan beberapa hari. Pada tahun itu juga ayah dari Mahatma Gandhi meninggal dunia.
1. Pernikahan Dini
Menulis kisah pernikahan dininya sungguh merupakan kisah yang menyakitkan. Dia tidak melihat alasan moral pada pernikahan dini yang tak masuk diakal ini. Gandhi menikah tidak ditunangkan, di Kathiawad ada dua upacara yang berbeda , pertunangan dan perkawinan. Perjanjian ini murni milik orang tua, anak-anaknya tidak mempunyai andil. Pertunangan adalah perjanjian pendahuluan, tidak ada istilah menjanda kematian calon pengantian pria tidak mewariskan keadaan menjanda pada calon mempelai wanita. Seringkali mereka tak diberitahu, dan inilah yang tejadi pada Gandhi saat dia dikawinkan pada usia 13 tahun oleh orang tuanya dengan gadis bernama Kasturbai. Memainkan peran suami: Kesetiaan ternyata memiliki pengaruh berbahaya juga , “ jika saya harus sanggup bersetia pada isteri, maka ia juga harus sanggup bersetia pada saya “ Seperti yang diakui oleh Gandhi norma ini menyebabkan Gandhi dimata isterinya menjadi cemburu yang luar biasa.
Kewajiban berbuah menjadi hak. Kewajiban isterinya berubah menjadi hak suaminya. Ia mengawasi lekat-lekat hak itu. Ia menjadi seakan memata-matai isterinya. Gandhi mengeluh bahwa jika saja cintanya bersih dari nafsu maka Kasturbai pasti menjadi wanita yang terpelajar sekarang. Hasil usaha Gandhi yang susah payah menjadikan Kasturbai dengan susah payah dapat menulis surat-surat sederhana dan paham bahasa Gujarat. Saat itu orang tua tidak memperbolehkan menghabiskan enam bulan bersama-sama , karena ada panggilan untuk isteri dari orang tuanya. Saat usia 18 tahun Gandhi berangkat ke inggris.
2. Masa dewasa Mahatma Gandhi
Mahatma dan Kasturba memiliki 4 anak lagi yaitu Harilal, lahir tahun 1888; Manilal, lahir tahun 1892; Ramdas, lahir tahun 1897; dan Devdas, lahir tahun 1900. Walaupun sudah menikah, Mahatma Gandhi tetap mendapatkan pendidikan SMP dan SMA. Bahkan Beliau melanjutkan kuliah di Universitas Samaldas, Bhavnagar, Gujarat, walaupun dengan beberapa kesulitan. Selama kuliah, Beliau tidak merasa senang karena keluarganya menginginkan Beliau menjadi seorang pengacara.
Tanggal 4 September 1888, saat itu Beliau hampir berumur 19 tahun, Beliau pergi ke London untuk belajar hukum di universitas London dan berlatih untuk menjadi seorang pengacara. Ketika di inggris, Mahatma Gandhi tetap mematuhi janjinya kepada ibunya untuk mempertahankan pantangan Hindu untuk tidak makan daging, alkohol dan persetubuhan yang tidak sah. Walaupun demikian Mahatma Gandhi tetap belajar kebiasaan di Inggris seperti dansa. Namun tetap saja perutnya tidak bisa memakan daging domba yang disediakan oleh pemilik rumah. Kemudian Beliau ditunjukkan pada beberapa restauran vegetarian di London. Ia bahkan kemudian menemukan komunitas vegetarian dan hal ini memberikan pengalaman berorganisasinya.
Kebanyakan vegetarian yang ia jumpai adalah anggota dari Theosophical Society yang mempelajari literatur Buddha dan Hindu. Mereka menyarankan Gandhi untuk membaca Bhagavad Gita. Namun Gandhi tidak berhenti sampai disana, Beliau membaca tulisan-tulisan tentang Buddha, Hindu, Kristen, Islam dan Kepercayaan lainnya. Kemudian Mahatma Gandhi balik ke India untuk bekerja. namun ia belum mendapatkan sukses dalam pekerjaan hukum di Bombay. Kemudian setelah menjadi pengajar paruh waktu SMA, beliau kembali ke Rajkot untuk menulis naskah petisi hidup sederhana untuk penggugat. Namun usaha ini ditutup paksa oleh pemerintah inggris karena diangap menentang. Dalam biografinya, Mahatma Gandhi menyebut insiden ini sebagai kegagalan melobi. Kemudian di tahun 1893, beliau menerima kontrak jangka panjang dengan perusahaan India untuk dipindahkan ke Natal, Afrika Selatan.
3. Pergerakan sipil di Afrika selatan (1893–1914)
Di afrika selatan, Mahatma Gandhi merasakan diskrimasinasi bagi warga negara India. Beliau pernah dikeluarkan dari kereta karena melawan ketika dipindahkan dari kelas 1 ke kelas 3 walaupun Beliau memiliki tiket resmi kelas 1. Dan banyak lagi kejadian yang Beliau rasakan sangat mendiskriminasi orang-orang India. Mahatma Gandhi adalah pendiri dari kongres warga india di Natal dan menuntut beberapa hal kepada pemerintah. Walaupun tidak berhasil tetapi gerakan ini mendapat perhatian di Afrika Selatan. Tahun 1906, di Johannesburg Beliau menerapkan pertama kali konsep kepercayaan satyagraha yaitu protes tanpa kekerasan. Walaupun dengan cara ini Beliau bersama ribuan warga India lainnya masuk penjara. Beberapa orang yang berhubungan dengan gerakan ini ditembak atau dibakar identitasnya.
Keliatannya pemerintah Afrika Selatan berhasil menekan pengunjuk rasa. Namun publik ternyata tergerak hatinya untuk meminta pemerintah Afrika Selatan untuk berunding dengan Mahatma Gandhi. Ide perjuangan Gandhi ini telah terbentuk dan konsep satyagraha awal sudah muncul dalam pergerakan ini.
4. Pergerakan kemerdekaan India
Pergerakan di Afrika Selatan tersebut membuka jalan bagi pergerakan memperjuangkan kemerdekaan India. Beliau bahkan mengambil peran dalam perang Zulu di afrika. Di tahun 1915 Mahatma Gandhi pulang ke India. Beberapa pergerakan dilakukan untuk memperjuangkan kemerdekaan India. Gandhi menjalankan konsep tanpa kekerasaan dan perdamaian sebagai “senjata” untuk melakukan pergerakan terhadap Inggris. Tahun 1946, Gandhi menyarankan anggota kongres untuk menolak proposal yang diajukan oleh pemerintah Inggris. Walaupun demikian ini adalah salah satu dari beberapa kali kongres menolak nasihatnya. Walaupun Nehru dan Patel mengetahui jika kongres menolak proposal itu maka kontrol pemerintah akan berpindah ke Liga Muslim. Antara tahun 1946-1948 ini, sekitar 5000 orang terbunuh dalam kekerasan ini.
Gandhi sangat menentang ide untuk membagi India menjadi 2 negara. Pertumbuhan penduduk muslim di India yang hidup berdampingan dengan Hindu dan Sikh menjadi tersekat. Apalagi Muhammad Ali Jinnah, pemimpin liga Muslim, mendukung penyebaran di Punjab Barat, Sindh, Propinsi frontier barat daya, dan Bengal Timur. Rencana penyekatan disetujui oleh kongres untuk menghindari perang sipil di India. Walaupun demikian kongres tetap berusaha untuk meminta dukungan dari Mahatma Gandhi yang pasti menolaknya. Dengan bantuan kolega terdekat Gandhi, Beliau akhirnya luluh dan menyetujui petisi tersebut.
Mahatma gandhi sering memimpin pertemuan antara pemimpin Muslim dan Hindu. Namun dalam perang India-Pakistan tahun 1947, Gandhi mempermasalahkan pemerintah yang menolak membayar 250juta rupee kepada Pakistan. Pemimpin seperti Sardar Patel takut Pakistan menggunakan uang untuk membiayai perang melawan India. Perasaan Gandhi hancur ketika ada permintaan untuk mengirim balik warga Muslim ke Pakistan. Saat itu pemimpin Hindu dan Muslim frustasi karena tidak mencapai kesepakatan. Gandhi kemudian mengeluarkan pernyataan di Delhi untuk menghentikan seluruh kekerasan dan membayar 25juta rupee kepada pakistan. Gandhi takut ketidakstabilan dan ketidakamanan di Pakistan dapat meningkatkan kemarahaan untuk melawan India dan kekerasaan akan menyebar di seluruh perbatasan. Beliau juga menyadari akan kemungkinan Muslim dan Hindu untuk melakukan perang sipil di India.
Setelah melalui perdebatan yang panjang dan emosional, Gandhi menolak untuk memindahkan warga ke Pakistan dan akhirnya pemerintah membayar ke Pakistan. Pemimpin komunitas Hindu, Muslim, Sikh dan beberapa aliran kepercayaan lainnya menjamin bahwa mereka akan meninggalkan kekerasaan dan menjalankan perdamaian.
5. Pembunuhan Mahatma gandhi
Tanggal 30 January 1948, Mahatma Gandhi tertembak dan meninggal dunia dalam perjalanan publik malam di New Delhi. Pembunuhnya adalah Nathuram Godse, seorang penganut Hindu Radikal yang kesal karena menganggap Gandhi sebagai penyebab India membayar ke Pakistan. Memorial Gandhi di New Delhi berisi prasasti bertuliskan “He Ram” atau bisa diartikan “Oh God”. Banyak yang percaya bahwa itu adalah kata terakhir yang diucapkan oleh Mahatma gandhi ketika tertembak.
C. Latar Belakang Keluarga Mahatma Gandhi
Keluarga Gandhi berasal dari Kasta Bania dan tampaknya sejak dulu telah menjadi pedagang. Namun selama tiga generasi, mulai dari kakek Mahatma Gandhi, mereka menjadi perdana menteri di beberapa Negara Bagian Kathiawad. Uttamchand Gandhi atau Ota Gandhi, kakek Mahatma Gandhi, adalah seseorang yang jujur. Intrik-intrik Negara memaksa beliau meninggalkan Porbandar, di sana adalah Diwan, dan mencari tempat perlindungan di Junagadh. Di sana beliau menyalami Nawab dengan tangan kiri. Seseorang, menyadari ketidaksopanan yang terlihat jelas itu, meminta penjelasan, yang dijawab : “Tangan sebelah kanan sudah digadai di Porbandar.”
Ota Gandhi menikah untuk kedua kalinya, setelah kehilangan istri pertamanya. Beliau memiliki empat orang putra dari istri pertama dan dua orang putra pula dari istri kedua. Anak kelima dari enam bersaudara ini bernama Karamchand Gandhi atau Kaba Gandhi ini bergantian menjadi Perdana Menteri Porbandar. Kaba Gandhi ini adalah ayah dari Mahatma Gandhi, yang merupakan anggota Dewan Rajasthanik. Selama beberapa waktu pula Kaba Gandhi menjadi Perdana Menteri Rajkot dan selanjutnya di Vankaner. Ketika beliau meninggal, beliau masih menjabat menjadi seorang kepala hakim kota di Negara Bagian Rajkot.
Kaba Gandhi menikah sebanyak empat kali, akibat kematian istrinya. Beliau memiliki dua orang putrid dari istri pertama dan kedua. Dan istri terakhir beliau, Pulitbai, mendapatkan seorang putrid dan tiga orang putra, dan Mahatma Gandhi adalah anak termudanya. Mahatma Gandi lahir pada tanggal 2 oktober 1869 di Porbandar.
D. Peran Mahatma Gandhi
Gandhi telah mulai merintis perjuangannya sejak di berada di Afrika Selatan. Pada tahun 1893 dimana dia melihat adanya perlakuan diskriminasi yang dilakukan oleh pemerintah setempat terhadap masyarakat India, serta masyarakat kulit hitam di sana untuk melakukan tindakan non-kooperasi terhadap pemerintah / penguasa Afrika Selatan. Gandhi menemukan penindasan tidak hanya pada mereka yang membangkang, namun juga pada yang luka-luka dan meregang nyawa. Dalam catatan hariannya, Gandhi menulis, "Saat itu tak ada orang Eropa yang bersedia membantu membalut luka mereka...Kami harus membersihkan luka-luka orang Zulu yang tidak dirawat setidaknya setelah lima atau enam hari yang lalu, karena itu luka-lukanya membusuk dan sangat menakutkan. Kami menyukai pekerjaan kami."Situasi itu menjadi peletup kesadaran Gandhi bahwa kekerasan tak bisa diselesaikan dengan kekerasan. Bila mata dibalas dengan mata, semua manusia akan gelap mata. Kesadaran lain yang muncul saat itu adalah bahwa ia harus memberikan pelayanan terhadap semua manusia dengan segenap jiwa raganya.
Kesadaran ini diwujudkan dalam prinsip perjuangan: bramkhacharya (mengendalikan hasrat seksual), satyagraha (kekuatan kebenaran dan cinta), swadeshi (memenuhi kebutuhan sendiri) dan ahimsa (tanpa kekerasan terhadap semua makhluk). Setelah itu, Gandhi terus-menerus melakukan perlawanan kesewenang-wenangan dengan gerakan tanpa kekerasan. Misalnya, Gandhi menolak aturan diskriminatif dengan mogok makan, berjalan kaki bermil-mil, membuat garam sendiri ketika semua rakyat harus membeli garam dari pemerintah Inggris, dan sebagainya. Bagi Gandhi, hasrat seksual merupakan sumber dari kejahatan dan cenderung mementingkan diri sendiri, yaitu nafsu, amarah, dan agresi. Hasrat seksual dapat ditaklukkan melalui penolakan terhadap adanya pamrih yang selalu mengikuti perbuatan, untuk itulah ia bertekad menjalani prinsip bramkhacharya.
Ketiadaan pamrih dapat dilakukan bila jiwa terikat pada prinsip Kebenaran Ilahiah. Inilah prinsip satyagraha, yaitu kepercayaan bahwa jiwa dapat diselamatkan dari kejahatan dunia, dan juga dapat memberikan pertolongan, sejauh jiwa itu senantiasa berada dalam pencariannya terhadap Tuhan melalui kebenaran dan hanya kebenaran.Swadeshi dapat diartikan dalam beberapa arti yang bermacam-macacm oleh kaum politik India itu sendiri. Ada yang mengartikan sebagai suatu boikot tak mau membeli barang-barang buatan Inggris, yakni sebagi suatu taktik pejuangan menyerang.
Ada pula yang mngartikan sebagai hanya sebagai usaha positif memajukan kerajinan sendiri, pertukangan sendiri, industrialisme sendiri. Ada yang memandangnya sebagai suatau senjata politik, dan ada yang pula yang memandangnya sebagai suatu usaha ekonomi yang bersangkutan dengan politik sama sekali.Sementara itu, ahimsa adalah kekuatan cinta, suatu penghormatan pada semua bentuk kehidupan. Ini adalah ajaran yang dimiliki semua agama, yaitu manusia memiliki kewajiban menghindari kejahatan dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik di dunia. Tentang ahimsa Gandhi menyatakan, "Ahimsa...bukan sekadar tingkatan tidak melakukan penyerangan secara negatif tetapi...tingkatan cinta yang positif, berbuat baik bahkan kepada pelaku kejahatan". Ajaran Gandhi ini didasarkan pada beberapa asumsi. Pertama, kemerdekaan dan kesejahteraan hanya dapat dimulai dari kemandirian individu. Maka masing-masing individu-individu harus mampu menyalurkan hasrat negatifnya pada tindakan-tindakan positif.Kedua, Gandhi meyakini bahwa perkembangan dan kemajuan akan diperoleh tidak melalui konsesi-konsesi dan reformasi-reformasi konstitusional, tetapi melalui perjuangan yang dilakukan oleh rakyat sendiri secara bersama. Untuk dapat membangkitkan kebersamaan itu dibutuhkan kekuatan cinta dan kerelaan untuk mengalami penderitaan rakyat.
Cinta dan penderitaan sesama inilah yang dapat merekatkan perbedaan identitas dalam relasi saling ketergantungan yang dapat menghentikan konflik.Melalui ajarannya itu, sejak tahun 1906, Gandhi terus-menerus berjuang melawan penjajahan dengan cinta dan solidaritas. Sejak tahun itu, Gandhi menyerukan kepada seluruh rakyat India untuk membuat beberapa bentuk kerajinan tangan sehingga tak ada lagi yang akan menjadi beban masyarakat. Gandhi berseru kepada rakyat India untuk menemukan kembali hubungan yang murni dan orisinil antara manusia dengan alam, karena dia yakin bahwa perceraian dengan alam adalah sumber dari segala penyakit.Gandhi berseru agar rakyat mendidik dirinya mengenai dasar-dasar kesehatan dan lingkungan yang sehat, supaya bisa mencegah dan menghentikan bibit-bibit penyakit. Gandhi berseru agar melakukan berbagai aktivitas semacam pemeliharaan hutan dan memelihara lebah, membuat barang pecah belah dan kertas, sehingga tak ada seorang pun yang tidak mempunyai makanan, peralatan atau buku.Gandhi berseru untuk mengembangkan pendidikan dasar melalui program kerja dan belajar di sekolah, sehingga anak-anak tumbuh dengan mengetahui cara membaca, menulis dan bagaimana bekerja dengan tenaga fisik. Gandhi menyerukan kepada rakyat berpartisipasi dalam majelis-majelis desa dan dengan cara ini rakyat dapat belajar memecahkan masalahnya sendiri.Gandhi dengan ajaran anti kekerasan (ahimsa) yang dilakukan untuk kemerdekaan India telah memberi inspirasi kepada seluruh dunia. Dengan ajaran-ajarannya tersebut, hidup sederhana pun ia jalani. Dengan ahimsa perlawanannya cukup memberikan kekuatan kepada rakyat untuk turut serta melawan kekerasan. Ahimsa adalah perjuangan dengan kekuatan cinta dan kasih sayang.
Perjuangan untuk tidak menyakiti baik fisik maupun pikiran sehingga ahimsa bukan semata-mata menyakiti secara fisik. Melainkan perjuangan untuk melawan suatu ketidakbenaran. Ajaran ahimsa yang dianut oleh Gandhi menurut penulis merupakan bentuk representasi dari pengalaman uang diterimanya dalam lingkingan keluarganya, karena sebagaimana yang telah diketahui bahwa Gandhi berasal dari keluarga yang religius yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan dan rasa cinta kasih terhadap sesame. Ajaran selanjutnya dari Gandhi adalah swadesi atau berusaha untuk mandiri dengan mencukupi kebutuhan diri sendiri. Ini tidak serta merta dilakukan begitu saja, namun harus dibangun sistem untuk menciptakan kekuatan baik pada diri maupun kepada rakyat. Misalnya membangun perekonomian yang menghidupkan kekuatan masyarakat sehingga menghilangkan ketergantungan pada pihak asing.
Pendidikan juga memiliki peran penting dalam mewujudkan kemandirian ini, karena disinilah karakter masyarakat dibentuk untuk melakukan pengendalian diri. Bagi penulis, ajaran ini merupakan bentuk kekhawatiran Gandhi terhadap masuknya produk-produk asing ke India sehingga masyarakat India semakin konsumtif untuk itulah kemudian dia mengajak rakyat India agar mau untuk memproduksi barang-barangnya sendiri tanpa harus bergantung terhadap produk asing.Bramkhacharya merupakan salah satu prinsip ajaran Gandhi yang terlihat tidak terlalu menonjol dibanding ajaran-ajarannya yang lain.
Ajaran ini memusatkan diri pada pengendalian hawa nafsu (seksual), dimana dia beranggapan bahwa segala kejahatan di muka bumi ini dapa diredam apabila manusia dapat mengendalikan hawa nafsunya. Bagi penulis ajaran tersebut cukup baik, namun mematikan hasrat seksual bagi manusia dapat menghancurkan peradaban manusia itu sendiri.Melalui satyagraha, berpegang teguh pada kebenaran yang dibarengi dengan teladan membuat Gandhi diikuti oleh banyak pengikutnya. Apalagi dengan ditambah kejujuran dan kesederhanaan Gandhi. Satyagraha menekankan sebuah perjuangan menentang ketidakadilan melalui kesediaan diri menanggung penderitaan. Beberapa gerakan satyagraha yang dipimpin Gandhi di India adalah berjuang untuk para petani miskin pribumi Champaran, pemogokan buruh pabrik di Ahmedabad dan Kheda, melakukan pembaruan pada Konggres Nasional India dan yang paling fonumental adalah mengubah resolusi penting menuntut status dominian bagi India dibawah pengawasan gerakan Satyagraha di seluruh India di Kalkutta pada Desember 1928.
Gandhi adalah pemimipin yang paling inspirasional pada awal abad 20. Advokasinya tentang aksi ketidakpatuhan warga serta tanpa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk mencapai perubahan sosial yang mempengaruhi pergerakan-pergerakan lain di dunia, seperti perjuanagan Marthin Luther King Jr. di Amerika Serikat yang terinspirasi oleh perjuangannya dalam menuntut persamaan hak dan penghapusan tindakan diskriminasi antara masyarakat kulit putih terhadap masyarakat kulit hitam.Jika ajaran Mahatma Gandhi diikuti, relatif hal itu akan bisa terhindari. Andaikan banyak pihak mau mengikuti gerakan ahimsa (ajaran yang menolak kekerasan), maka korban kemanusiaan tidak akan terjadi. Karena apabila kekerasan dibalas dengan kekerasan hanya akan melahirkan kebencian dan tidak melahirkan bibit-ninit permusuhan baru. Gandhi mengajarkan kita pada pentingnya memperjuangkan sesuatu berdasarkan kebenaran (satyagraha). Lebih lanjut, perjuangan itu juga harus berada di jalan yang benar dan bermoral.
E. Ajaran-ajaran Mahatma Gandhi
1. Change Yourself.
"You must be the change you want to see in the world." = Kau sendiri mesti menjadi perubahan seperti yang kauinginkan terjadi dalam dunia ini. Perubahan mesti dimulai dari diri sendiri. Janganlah mengharapkan perubahan dari dunia luar. Janganlah menunda perubahan diri hingga dunia berubah. Coba perhatikan, dunia ini senantiasa berubah. Dirimu saja yang tidak ikut berubah. Maka, kau menciptakan konflik antara dirimu dan dunia ini.
2. You are in Control.
"Nobody can hurt me without my permission." = Tak seorang pun dapat menyakitiku bila aku tidak mengijinkannya. Orang yang berhasil mengendalikan dirinya, tak akan terkendali oleh orang lain. Ia tidak bisa dibeli, tidak bisa digoda, tidak bisa dirayu. Ia memiliki kepercayaan diri yang luar biasa. Janganlah sekali-kali membalas aksi kejahatan dengan kejahatan, kekerasan dengan kekerasan. Karena, setiap orang yang membalas kejahatan dengan kejahatan menjadi jahat. Setiap orang yang membalas kekerasan dengan kekerasan menjadi keras.
3. Forgive and Let it Go.
"The weak can never forgive. Forgiveness is the attribute of the strong.... An eye for eye only ends up making the whole world blind." Seorang lemah tidak dapat memaafkan. Kemampuan untuk memaafkan hanyalah ada pada mereka yang kuat...... Bila pencungkilan mata dibalas dengan mencungkil mata, maka seluruh dunia akan menjadi buta. Dengan memaafkan, kita memperoleh energi yang luar biasa. Energi itu pula yang kemudian menjadi kekuatan kita, menambah semangat kita untuk berjuang demi kebajikan dengan cara yang bajik pula.
4. Without Action You aren't Going Anywhere.
"An ounce of practice is worth more than tons of preaching" Satu ons tindakan lebih baik dari pada berton-ton dakwah.
5. Take care of this moment.
"I do not want to foresee the future. I am concerned with taking care of the present. God has given me no control over the moment following." Aku tidak tertarik untuk melihat apa yang dapat terjadi pada masa depan. Aku tertarik dengan masa kini. Tuhan tidak memberiku kendali terhadap apa yang dapat terjadi sesaat lagi. Seperti inilah kejujuran seorang Gandhi. Ia tidak mengaku dapat melihat masa depan. Ia tidak mengaku memperoleh bisikan dari siapa-siapa. Ia mengaku dirinya orang biasa, tidak lebih penting dari orang yang derajatnya paling rendah, paling hina dan dina.
6. Everyone is Human.
"I claim to be a simple individual liable to err like any other fellow mortal. I own, however, that I have humility enough to confess my errors and to retrace my steps." Aku hanyalah seorang manusia biasa yang dapat berbuat salah seperti orang lain juga. Namun, harus kutambahkan bahwa aku memiliki kerendahan hati untuk mengakui kesalahan-kesalahanku dan memperbaikinya.
"It is unwise to be too sure of one's own wisdom. It is healthy to be reminded that the strongest might weaken and the wisest might err" Mempercayai kebijakan diri saja adalah tindakan yang tidak bijak. Kita mesti ingat bahwa sekuat apa pun diri kita, bisa menjadi lemah; sebijak apa pun diri kita, masih bisa berbuat salah.
7. Persist.
"First they ignore you, then they laugh at you, then they fight you, then you win." Awalnya, mereka meremehkanmu, kemudian mereka menertawakanmu, dan melawanmu, lalu engkau keluar sebagai pemenang. Jangan menyerah, pantang mundur.
8. See the Good in People and Help Them.
"I look only to the good qualities of men. Not being faultless myself, I won't presume to probe into the faults of others" Aku hanya melihat sifat-sifat baik di dalam diri sesama manusia. Karena, diriku sendiri tidak sepenuhnya bebas dari keburukan, maka aku tidak membedah orang lain untuk mencari keburukan mereka.
"Man becomes great exactly in the degree in which he works for the welfare of his fellow-men" Manusia menjadi besar selaras dengan kebaikan yang dilakukannya bagi sesama manusia.
"I suppose leadership at one time meant muscles; but today it means getting along with people" Barangkali otot menjadi tolok ukur bagi kepemimpinan pada masa lalu. Sekarang, tolok ukurnya adalah hubungan dengan sesama manusia. Kasturba, wanita pendamping Mahatma yang setia itu, barangkali bingung mendengar ucapan Sang Mahatma. Maka, pada suatu hari ia bertanya: "Bila memang demikian, kenapa kau ingin mengusir Inggris dari India? Kenapa kita tidak bisa hidup berdampingan dengan mereka?" Mahatma membisu selama beberapa detik, baru menjawab: "Karena negeri ini adalah negeri kita, dan sudah sepatutnya kita sendiri yang mengurusinya. Mereka tidak perlu mengurusi kita."
"Nonviolence does not signify that man must not fight against the enemy, and by enemy is meant the evil which men do, not the human beings themselves." Definisi Gandhi tentang ahimsa, non-violence atau paham anti-kekerasan - sungguh sangat jelas: "Tanpa-Kekarasan tidak berarti kita tidak boleh melawan musuh. Hanya saja yang kita musuhi adalah kejahatan yang dilakukan oleh manusia, bukan manusianya." Kita melawan tanpa senjata, tetapi dengan kekuatan logika, rasio, dan di atas segalanya cinta-kasih serta pemaafan.
9. Be Congruent, be Authentic, be Your True Self.
"Happiness is when what you think, what you say, and what you do are in harmony." Keselarasan antara apa yang kaupikirkan, apa yang kauucapkan dan apa yang kaulakukan itulah kebahagiaan.
"Always aim at complete harmony of thought and word and deed. Always aim at purifying your thoughts and everything will be well." Jadikanlah keselarasan antara pikiran, ucapan, dan tindakan sebagai tujuanmu. Jadikanlah pemurnian pikiran sebagai tujuanmu maka semuanya akan beres.
10. Continue to Grow and Evolve.
"Constant development is the law of life, and a man who always tries to maintain his dogmas in order to appear consistent drives himself into a false position." Perkembangan terus-menerus itulah hukum alam. Seseorang yang ingin bertahan dengan dogma-dogma (lama) untuk menunjukkan konsistensi diri, sesungguhnya berada pada posisi yang salah.
F. Nilai-nilai Kepemimpinan Mahatma Gandhi
1. Sederhana
2.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Pikiran-pikiran filosofis-moral Gandhi timbul sebagai pergumulan dari situasi dan kondisi sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang melingkup diri dan masyarakatnya, ketika ia berada di Afrika Selatan dan India, seperti ketidakadilan yang dialami oleh kelompok kasta rendah, kolonialisme Barat, ketimpangan ekonomi dan politik, dan sebagainya. Dari pergumulan dan pembacaan terhadap realitas ini, Gandhi mengembangkan faham ahimsa yang sebenarnya telah ada konsep-konsep dasarnya dalam beberapa agama.
Kendati demikian, apabila dicermati secara lebih mendalam, faham ahimsa yang dikembangkan Gandhi terlalu utopis. Terutama apabila konsep ini diterapkan dalam wilayah politik. Karena itu, bagi sekelompok realis politik, tindakan ahimsa Gandhi tidak dapat mewujudkan kekuasaan politik yang efektif, dan karenanya tidak relevan untuk para politisi praktis.
DAFTAR PUSTAKA
Anand Khrisna. 2008. diakses dari Agnihoma.org. Pada tanggal 21 September 2011.
Mahatma Gandhi; Sebuah Autobiografi. Pengarang M. K. Gandhi Penerjemah: Andi Tenri W., penerbit : NARASI, Yogyakarta 2009.
Rusli. 2011. Gandhi, Ahimsa, dan Masyarakat Nir-kekerasan. Diakses dari ……………………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar