Sabtu, 21 Mei 2011

Pentingnya Interpersonal Skill dalam Komunikasi


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Sejak manusia terlahir, manusia telah terbiasa untuk berkomunikasi dan mengemukakan keinginannya. Komunikasi verbal & non verbal saling terkait dan mendukung satu dengan lainnya. Seseorang yang tumbuh dengan kebebasan berkomunikasi akan berbeda dengan seseorang yang tidak terbiasa berkomunikasi di dalam keluarganya. Seseorang yang bisa meng-ekspresikan dan mengkomunikasikan siapa dirinya & keahlian yang dimilikinya merupakan contoh seseorang yang dapat memenangkan persaingan untuk meraih kesempatan kerja. Dan seseorang yang memiliki keahlian berkomunikasi yang effektif & sopan akan mampu mendelegasikan pekerjaannya & wewenangnya dengan baik. Dalam kehidupan sehari–hari, keahlian berkomunikasi merupakan keahlian yang tidak dimilki secara mutlak, yang artinya kemampuan berkomunikasi dapat dirubah dan diperbaiki ke arah yang lebih baik melalui keberanian & latihan (practical practice). Kita tidak dapat mengetahui keahlian seseorang sampai dengan kita berkomunikasi dan melihat hasil yang dikerjakannya. Sehingga, dalam banyak hal, komunikasi memegang peranan sangat penting di kehidupan sehari–hari maupun dalam dunia bisnis. Semua penjualan dan relasi bisnis didasarkan pada komunikasi interpersonal. Karena itu meningkatkan kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi sukses berbisnis & bekerja. Selanjutnya dalam makalah ini akan dibahas tentang komunikasi interpersonal, dan interpersonal skill serta pentingnya interpersonal skill terhadap komunikasi interpersonal.
B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep komunikasi interpersonal?
2.      Bagaimana konsep interpersonal skill?
3.      Bagaimana pentingnya interpersonal skill terhdap komunikasi interpersonal?
4.      Bagaimana cara meningkatkan interpersonal skill?
C.  Tujuan
1.    Mengetahui konsep komunikasi interpersonal.
2.    Mengetahui konsep interpersonal skill.
3.    Mengetahui pentingnya interpersonal skill terhdap komunikasi interpersonal.
4.    Mengetahui cara meningkatkan interpersonal skill.

BAB II
PEMBAHASAN
 A.  Konsep Komunikasi Antar Pribadi
Menurut Joseph A. Devito (Devito, 1989: 4) dalam Effendy (2000: 61) adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Situasi komunikasi antarpribadi adalah prosesnya berlangsung secara dialogis, tentunya lebih baik daripada secara monologis. Dialog dalam komunikasi antarpribadi menunjukkan terjadinya interaksi, masing-masing bergantian peran menajdi pembicara dan pendengar. Ada upaya dari para pelaku untuk terjadinya pengertian bersama dan empati, dan terjadi rasa saling menghormati.
Dalam Muhammad (1995: 159), komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui responnya. Dengan bertambahnya orang dalam kegiatan komunikasi, menjadi bertambahlah persepsi orang dalam kejadian komunikasi sehingga bertambah komplekslah komuniaksi tersebut.
Jadi komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang bersifat dialogis yang dapat langsung diketahui responnya dan dapat menjalin hubungan interaksi dengan adanya pengertian bersama, empati dan rasa saling menghormati.
Komunikasi interpersonal membentuk hubungan dengan orang lain, jika diklasifikasikan menjadi berbagai bentuk sebagai berikut:
1.    Menurut sifatnya dalam Effendy (2000: 62-63), komunikai interpersonal dibagi menjadi komunikasi diadik dan komunikasi triadic. Komunikasi diadik adalah komunikasi antarpribadi yang berlangsung antara dua orang yakni komunikator dan seorang lagi komunikan, dialog yang dilakukan secara intens, komunikator memusatkan perhatiannya hanya kepada diri komunikan seorang itu. Komunikasi triadic adalah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan seorang komunikan.
2.    Menurut Redding dalam Muhammad (1995: 159), mengembangkan klasifikasi komunikasi interpersonal menjadi interaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan dan wawancara. (a) interaksi intim, termasuk komunikasi di antara teman baik, pasangan yang sudah menikah, anggota family, dan orang-orang yang mempunyai ikatan emosional yang kuat. Kekuatan hubungan menentukan iklim interaksi yang terjadi. Hubungan ini dikembangkan dalam system komunikasi informal. (b) percakapan social adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara sederhana dengan sedikit berbicara, percakapan biasanya tidak begitu terlibat secara mendalam. (c) interogasi dan pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam control, yang meminta bahkan menuntut informasi daripada yang lain. (d) wawancara, adalah salah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab. Salah seorang menanyakan untuk mendapatkan informasi dan yang leinnya mendengarkan dengan baik dan kemudian memberikan jawaban.
Sistem Komunikasi Interpersonal, dalam Rakhmat (2007: 79-129), terdiri dari:
1.    Persepsi interpersonal
     Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi memberikan makna pada stimulus inderawi. Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas, senasi bagian dari persepsi. Walaupun begitu menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori. Seberapapun sulitnya kita mempersepsi orang lain, kita akn berhasil juga memahami orang lain. Buktinya kita masih dapat bergaul dengan mereka, masih dapat nerkomunikasi dengan mereka, dan masih dapat menduga perilaku mereka. Pengaruh factor situasional pada persepsi interpersonal:
a.    Deskripsi verbal, kata yang disebut pertama akan mengarahkan penilaian selanjutnya. Pengaruh kata pertama disebut dengan primacy effect.
b.    Petunjuk proksemik, jarak yang dibuat individu ketika berhubungan dnegan orang lain menunjukkan tingkat keakraban di antara mereka.
c.    Petunjuk kinesik, petunjuk kinesik didapat dari gerakan tubuh orang lain yang dapat menimbulkan persepsi.
d.   Petunjuk wajah, petunjuk awajah juga menimbulkan persepsi yang dapat diandalkan. Wajah merupakan cerminan jiwa.
e.    Petunjuk paralinguistic, kita dapat mempersepse sesuatu dari cara bagaimana orang mengucapkan lambing-lambang verbal, meliputi tinggi-rendahnya suara, tempo bicara, dialek, dan interaksi.
f.     Petunjuk artifaktual, meliputi segala macam penampilan seperti potongan tubuh, kosmetik, baju, tas, baju, tas, pangkat, dan atribut lainnya.
Pengaruh factor personal pada persepsi interpersonal:
a.    Pengalaman, pengalamn mempengaruhi kecermatan persepsi.
b.    Motivasi, motiv personal mempengaruhi persepsi interpersonal.
c.    Kepribadian
Pengaruh perspsi interpersonal terhadap komunikasi interpersonal sangat berpengaruh, komunikasi interpersonal amat bergantung pada persepsi interpersonal.
2.    Konsep Diri
     Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, social, dan fisis. Factor yang mempengaruhi konsep diri antara lain adalah:
a.    Orang lain, kita mengenal diri kita dengan mengenal orang lain terlebih dahulu. Bagaimana kita menilai diri orang lain akan membentuk konsep diri kita.
b.    Kelompok rujukan, kita pasti menjadi bagian dari kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, setiap kelompok pasti mempunyai norma yang akan membentuk konsep diri kita.
Pengaruh konsep diri terhadap komunikasi interpersonal
a.    Nubuat yang dipenuhi sendiri, kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai dengan konsep diri disebut sebagai nubuat yang dipenuhi sendiri.
b.    Membuka diri, pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita.
c.    Percaya diri, orang yang merasa dirinya negative cenderung akan kurang percaya diri, sedangkan orang yang konsep dirinya positif akan mempunyai tingkat percaya diri yang tinggi.
d.   Selektivitas, konsep diri mempengaruhi komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri, bagaimana kita mempersepsi pesan itu, dan apa yang kita ingat. Konsep diri menyebabkan terpaan selektif, persepsi selektif, dan ingatan selektif.
3.    Atraksi interpersonal, adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Factor-faktor personal yang mempengaruhiatraksi interpersonal antara lain:
a.    Kesamaan karakteristik ineterpersonal, orang-orang yang mempunyai kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat sosioekonomis, agama, ideologys, cenderung saling menyukai.
b.    Tekanan emosional, bila orang berada dalam keadaan yang mencemaskan, ia akan cenderung membutuhkan kehadiran orang lain.
c.    Harga diri yang rendah, bila harga diri direndahakan, hasrat afiliasi bergabung dengan orang lain akan lebih tinggi, dan ia makin responsive untuk menerima kasih saying orang lain.
d.   Isolasi social, tingkat isolasi social amat besar pengaruhnya terhadap kesukaan kita terhadap orang lain.
Factor-faktor situasional yang mempengaruhi atraksi interpersonal:
a.    Dayatarik fisik, daya tarik fisik sering menjadi penyebab utama atraksi interpersonal.
b.    Ganjaran, kita menyenangi orang lain yang memberikan ganjaran pada kita, kita akan meneruskan interaksi jika kita mendapatkan keuntungan psikologis maupun ekonomis./
c.    Familiarity, yang artinya kenal dengan baik. Jika kita sering berjumpa dengan orang lain asal tidak ada hal-hal lain, kita akan menyukainya.
d.   Kedekatan, familiarity erat kaitannya dengan kedekatan. Orang cenderung menyenangi mereka yang lokasinya berdekatan mereka.
e.    Kemampuan, kita cenderung menyenangi orang-orang yang memiliki kemampuan lebih tinggi daripada kita, atau lebih berhasil dalam kehidupannya.
Pengaruh atraksi interpersonal pada komunikasi interpersonal
a.    Penafsiran pesan dan penilaian, sudah diketahui pendapat dan penilaian kita tentnag orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, tapi juga pertimbangan emosional. Ketika kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitand negan dia secara positif.
b.    Efektivitas komunikasi, komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan
4.    Hubungan interpersonal, komunikais yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Factor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal antara lain trust, empati, kejujuran, sikap suportif, dan sikap terbuka.
Tujuan komunikasi interpersonal, dalam Muhammad (1995: 165-167):
1.   Menemukan diri sendiri.
2.   Menemukan dunia luar.
3.   Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti.
4.   Berubah sikap dan tingkah laku.
5.   Untuk bermain dan kesenangan.
6.   Untuk membantu.
B.  Konsep Interpersonal Skill
Keterampilan interpersonal adalah ketrampilan untuk mengenali dan merespon secara layak perasaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain. Ketrampilan interpersonal mencakup bagaimana diri kita mampu membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon masnusia atau orang lain.
Untuk membangun hubungan dengan orang lain, terlebih dahulu kita harus menguasai kemampuan dan ketrampilan dalam mengenal diri sendiri secara jelas, bagaimana merespon, menyampaikan pesan dan maksud, bernegosiasi dan menyelesaikan konflik, berperan dalam tim, dan banyak lagi.
Hal yang penting diingat bahwa interpersonal skill bukan merupakan bagian dari karakter kepribadian yang bersifat bawaan, melainkan merupakan ketrampilan yang bisa dipelajari. Interpersonal Skill yang baik dapat dibangun antara lain dari kemampuan mengembangkan perilaku dan komunikasi yang asertif.
Asertif secara sederhana berarti mampu secara aktif menyatakan gagasan, harapan atau perasaan (baik yang positif atau negatif) secara langsung dan apa adanya, tanpa menyerang atau merugikan orang lain. Berlaku asertif yang tampaknya mudah ini seringkali menjadi sangat sulit dalam situasi konflik atau situasi di mana terjadi perbedaan kepentingan antar individu dalam suatu kelompok/organisasi.
Prinsip-prinsip dasar perilaku atau komunikasi yang asertif antara lain adalah menghargai hak orang lain untuk menyampaikan gagasan atau pendapat, untuk didengarkan dan diperlakukan dengan penuh respek serta untuk berbeda pendapat.
Perilaku atau komunikasi asertif membantu kita untuk mendapatkan citra positif tentang diri sendiri dan orang lain, mengembangkan saling respek dengan orang lain, membantu kita mencapai tujuan, melindungi diri kita agar tidak dimanfaatkan oleh orang lain sekaligus tidak melukai orang lain. Perilaku atau komunikasi asertif bertujuan untuk mencapai win-win solution, di mana masing-masing pihak yang berinteraksi dapat merasakan kepentingannya terakomodir tanpa merasa dikalahkan atau berkurang harga dirinya. Orang-orang yang asertif biasanya ekspresif dan jujur, bila berbicara langsung ke inti permasalahan, tidak mudah terpancing emosinya, berorientasi pada solusi serta dihargai dan menghargai orang lain. Bersikap asertif sangat berguna dalam membangun Interpersonal Skill secara umum, tetapi penerapannya tetap harus selektif karena mungkin tidak bisa berhasil untuk semua kasus.
C.  Pentingnya Interpersonal Skill dalam Komunikasi Antar Pribadi
Manusia setiap hari pasti berhubungan dengan orang lain karena secara kodrat manusia merupakan makhluk sosial. Maka munculah kebutuhan untuk memahami kebutuhan manusia lain. Ketika berkomunikasi ada banyak hal yang harus kita kuasai dan mengerti antara lain bagaimana kita mengenal diri sendiri, mengenal dan memahami orang lain, mengekspresikan diri kita, menegaskan kebutuhan kita, memberikan dan menerima masukan, mendengarkan pembicaraan dengan orang lain, mempengaruhi orang lain, menyesuaikan diri terhadap lingkungan dam orang lain, menjadi anggota sebuah tim, melakukan negosiasi, dan banyak hal lain.
Kemampuan interpersonal sangat mempengaruhi bagaimana kita mempersepsikan diri kita terhadap orang lain, dan bagaimana kita mempersepsikan diri kita. Ketika kita memiliki ketrampilan interpersonal yang tinggi kita akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, sehingga kita akan dihargai orang lain, dan pada akhirnya kita kan membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain. Dalam dunia kerja, ketrampilan interpersonal yang tinggi akan membawa kesuksesam dalam pekerjaan dan tentunya membawa keuntungan material dan spiritual.


 






D.  Menilai Kemampuan Interpersonal
Untuk melakukan penilaian tentang kemampuan interpersonal, kita dapat melakukannya sendiri (self assessment) atau dapat meminta ornag lain untuk menilai kita berdasarkan persepsi mereka tentang kemampuan interpersonal kita. Penilaian ini sangat subjektif karena sangat beragntujng pad apersepsi orang terhadap kita, atau juga persepsi kita sendiri terhadap kita. Dapat terjadi, pendapat teman kita akan berbeda dengan kita. Namun demikian, apapun penilaian orang atau diri kita terhadap diri kita, kita dapat menggunakan bahan ini untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan interpersonal kita.
E.  Cara Meningkatkan Interpersonal Skill
1.     Mengatasi persepsi negative. Sebelum bertindak kita harus melihat sesuatu dari sudut pandang kita, melihat dari sudut pandang orang lain, melihat dari sudut pandang netral/tidak memihak, dan tidak mencampuradukan emosi pribadi. Hal ini untuk membantu kita berpikir terlebih dahulu sebelum menilai dan menyertakan emosi. Kita melihat masalah dari tiga sudut pandang berbeda. Hal ini membuat kita menjadi lebih empati sehingga mengatasi persepsi negative. Untuk mempunyai kemampuan ini kita harus memiliki kemampuan mendengar. Untuk memahami kita perlu mendengarkan, mendengarkan dnegan penuh perhatian.
2.    Menerima pesan dengan baik dengan cara mendengarkan. Mendengarkan bukan hanya secara harfiah menggunakan telinga, namun lebih luas, yaitu memberikan perhatian terhadap sesuatu, bukan hanya terhadap suara semata. Pentingnya mendengar dinyatakan dalam berbagai penelitian, salah satunya menyatakan bahwa kemampuan mendengarkan jauh lebih penting daripada kemampuan berbicara, kemampuan mendengarkan harus dimiliki oleh semua orang, dalam diri pekerja, manajer, eksekutif, atau hubungan personal.
Alasan untuk mendengarkan adalah:
a.    Untuk memahami dan memperoleh informasi. Orang yang menguasai informasi akan memiliki kesempatan lebih besar untuk sukses.
b.    Analisis terhadap kualitas informasi. Kemampuan ini dibutuhkan agar dapat bertindak lebih tepat. Mendengarkan dan mendapatkan informasi lebih banyak akan meningkatkan kualitas pesan yang diterima, kelengkapan data, dan kemampuan mengolah informasi, sehingga simpulan atau analisis terhadap suatu kondisi atau keadaan dapat diambil.
c.    Membangun dan memelihara hubungan. Orang yang memiliki kemampuan mendengarkan dengan baik akan memiliki hubungan lebih baik dengan sesamanya, dan juga sebaliknya.
d.   Menolong orang lain, kemampuan mendengarkan dimiliki agar dapat memahami orang lain dan pada akhirnya dapat menolong orang lain. Beberapa profesi mewajibkan kompetensi mendengarkan untuk dimiliki dengan baik, contohnya dokter, pengacara, psikolog, guru, atau lainnya.
Untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan adalah dengan cara: membuat kontak mata dengan pembicara, hindari gerakan atau komunikasi nonverbal yang justru mengganggu atau tidak sesuai dengan maksud kita untuk mendengarkan, mengajukan pertanyaan, mengungkapkan kembali/konfirmasi, hindari interupsi, jangan berbicara terlalu banyak, membuat transisi yang baik antara menjadi pendengar yang baik dengan pembicara yang baik, empatik.
3.    Menekan ego pribadi kita. Perbedaan antara individu akan selalu ada, entah itu perbedaan pkitangan, perbedaan kepentingan, dan lainnya. Dengan menekan ego pribadi, maka kita dapat belajar untuk mencoba memahami orang lain. Setiap orang punya keunikan masing-masing, dan kita harus menerima fakta tersebut.
4.    Pengetahuan juga punya peranan penting dalam berinteraksi. Ketika kita berusaha untuk mendekati orang lain, kita dapat memanfaatkan knowledge yang kita miliki terkait dengan keunikan yang dimiliki orang tersebut. Contohnya kita berkenalan dengan seorang musisi, supaya interaksi berjalan dengan baik maka kita dapat memulai pembicaraan seputar musik. Intinya adalah membangun komunikasi yang dapat menciptakan jalinan hubungan baik dengan orang lain.
5.    Memperhatikan juga bahasa non-verbal kita. Bahasa non-verbal dapat menyampaikan lebih banyak dibandingkan dengan bahasa verbal. Ketika berkomunikasi dengan menggunakan bahasa ujaran (verbal communication) orang acap menggunakan bantuan gerak-gerik anggota tubuh seperti mata, tangan, kepala, dll. Kemampuan memanfaatkan anggota tubuh merupakan aset komunikasi dan bukan sekedar tampilan fisik. Jika digunakan secara tepat dan benar akan menimbulkan rasa tenteram (bagi diri sendiri atau pendengar), memperjelas bahasa ujaran dan sekaligus akan menghasilkan dampak positif yang mungkin tidak diduga. Sebagai contoh, cara berdiri, bergerak, menatap, dan tersenyum yang dimanipulasikan sedemikian rupa akan memberi nuansa komunikatif terhadap penampilan kata-kata.
Beberapa teknik sederhana yang dapat digunakan adalah:
a.    Lakukan tatapan mata setiap saat, pada individu atau kelompok tertentu untuk memperoleh keyakinan bahwa mereka memperhatikan isi yang sedang dibicarakan untuk menumbuhkan rasa percaya diri sebagai pembicara. Jika keberanian untuk melakukan hal ini belum ada, tujukanlah tatapan mata kebagian pendengar di barisan belakang. Kekhawatiran itu akan terkikis sedikit demi sedikit selama berbicara sehingga akhirnya timbul keberanian menatap pada satu arah pendengar tertentu. Jangan lupa memberi keseimbangan tatapan, berganti arah. Jangan sekali-kali menatap ke bahan tertulis konten pembicaraan/menunduk selama berbicara.
b.    Gunakan bahasa tangan untuk mengilustrasikan poin-poin ujaran yang disampai­kan. Jika tidak terbiasa menggunakan gerakan tangan sebagai aksentuasi, silang­kan saja dibagian punggung (jika bicara sambil berdiri) atau di balik podium (jika berdiri di mimbar). Jangan sekali-kali menggunakan gerakan tangan yang menunjukkan kegelisahan atau sebaliknya membuat gerakan yang membuat pendengar menjadi tidak tenteram misal, memutar-mutar pulpen dengan tangan atau mengetuk-ngetukkannya di meja selama berbicara.
c.    Bergerak santai jika bicara sambil berdiri. Tapi jangan mondar mandir dari satu sisi ke sisi yang lain terlalu cepat (seperti orang sedang adu lari) atau terlalu diatur (sehingga terkesan seperti pragawati).
d.   Rileks dan santai, jangan tegang. Dalam berkomunikasi dihindari ada rasa beban. Kalau tidak akan terjadi ketegangan dan ketidakteraturan berbicara. Dengan demikian interaksi komunikasi yang positif tidak terjadi.
e.    Senyum dan senyum. Ini akan menimbulkan keyakinan pada diri sendiri dan rasa akrab bagi pendengar. Selalu tersenyum sambil menceritakan suatu anekdot atau humor yang terkait dengan bahan pembicaraan akan membuat pende­ngar benar-benar menikmati humor dan anekdot tersebut (paling tidak untuk sopan santun, mereka akan turut tertawa juga). Dan ini penting buat pembicara. Sebab, jika humor tidak bersambut akan mengakibatkan hilang kontrol dan percaya diri pembicara juga akan hilang.
Akhirnya, apa pun konten pembicaraan yang akan disampaikan maka keberhasilannya akan bergantung pada kemampuan menggabungkan unsur isi pembicaraan, pengungkapannya dalam bahasa ujaran, dan aksentuasinya dalam bentuk non-ujaran atau bahasa tubuh. Semua ini harus bersifat sinergis.
6.    Memperbanyak bertemu dengan orang-orang baru. Hal ini karena interpersonal skill yang terasah membutuhkan suatu proses dan waktu yang panjang. sehingga harus selalu dilatih. Semakin banyak kita menjalin hubungan dengan orang lain, maka interpersonal skill Kita akan semakin terasah.
7.    Menghindari judgement. Salah satu hambatan dalam menjalin komunikasi di awal adalah judgement. Ketika judgement sudah ada, maka kita punya persepsi dan kesan mengenai orang lain, yang mungkin negatif. Oleh karena itu, jangan biarkan judgement menahan kita untuk memulai komunikasi. Berikan kesempatan pada orang lain untuk berinteraksi dengan kita.
8.    Open minded. Belajarlah untuk menerima dan menghargai pendapat orang lain. Jangan langsung menolak dengan keras `knowledge` baru yang berbeda dengan pengetahuan yang kita miliki. Berkomunikasilah dengan serius, namun santai. Jika harus berdebat, lakukan dengan saling menghargai dan sopan.
9.    Empati. Empati adalah sikap dimana kita dapat menempatkan diri seolah-olah kita berada di posisi lawan bicara. Bayangkan seolah-olah kita berada di situasinya., dan berikan respon yang tepat. Empati kita terhadapnya akan menciptakan suatu hubungan yang positif. Empati ini harus terus menerus dilatih. Biasanya, orang yang punya Emotional Quotient (EQ) tinggi, lebih pkitai dalam berempati.
10.  Menghadapi konflik. Interpersonal skill kita sangat diuji ketika terjadi konflik. Kita dapat menjadi mediator dari pihak-pihak yang berkonflik. Kumpulkan mereka, dan bantu untuk mengatasi konflik yang mengemuka. Lakukan dengan kepala dingin, supaya komunikasi berjalan lancar, dan masalah bisa diselesaikan dengan baik. Kita harus bersikap netral sekaligus bijak untuk dapat mengambil peran ini.





BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Komunikasi interpersonal membentuk hubungan dengan orang lain, dapat berbentuk diadik dan triadic, juga interaksi intim, percakapan social, interogasi dan pemeriksaan, serta wawancara. Komunikasi interpersonal menyangkut bagaimana kita berpersepsi, mempunyai konsep diri, atraksi interpersonal, dan membentuk hubungan interpersonal. Tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan diri sendiri, menemukan dunia luar, membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti, berubah sikap dan tingkah laku, untuk bermain dan kesenangan, dan untuk membantu.
Keterampilan interpersonal adalah ketrampilan untuk mengenali dan merespon secara layak perasaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain. Ketrampilan interpersonal mencakup bagaimana diri kita mampu membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon masnusia atau orang lain. Kemampuan interpersonal sangat mempengaruhi bagaimana kita mempersepsikan diri kita terhadap orang lain, dan bagaimana kita mempersepsikan diri kita. Ketika kita memiliki ketrmapilan interpersonal yang tinggi kita akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, sehingga kita akan dihargai orang lain, dan pada akhirnya kita kan membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain. Dalam dunia kerja, ketrampilan interpersonal yang tinggi akan membawa kesuksesam dalam pekerjaan dan tentunya membawa keuntungan material dan spiritual. Cara meningkatkan interpersonal skill kita dengan mengatasi persepsi negative, menerima pesan dengan baik dengan cara mendengarkan, menekan ego pribadi, meningkatkan knowledge, memperhatikan juga bahasa non-verbal, memperbanyak bertemu dengan orang-orang baru, menghindari judgement, open minded, empati, dan mengadapi konflik.
B.  Saran
Karena interpersonal skill merupakan kemampuan yang dapat dilatih, maka sebaiknya kemampuan ini dilatih dalam diri setiap orang, bukan hanya terbatas pada bidang keahlian tertentu seperti dokter, konselor, guru, pengacara, dsb. Agar setiap komunikasi interpersonal yang terjadi dapat berjalan efektif, dengan penuh empati, saling menghargai dan beresiko kecil menimbulkan konflik.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Arni. 1995. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Effendy, Onong Uchyana. 2000. Ilmu, Toeri dan Filsafat Komunikasi. Citra Aditya Bakti.
Rakhmat, Jalaludin. 2007. Psikologi Komunikasi.Bandung: Rosda Karya.
Bramantyo, R, dan Agus Tri Prasetyo. 2007. Interpersonal Skill. Diklat Penjenjangan Auditor Pengendali Teknis. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, (Online), (diakses dari http://pusdiklatwas.bpkp.go.id/filenya/namafile/301/IS_Dalnis.pdf, pada 5 April 2011).
Admin. 2007. Interpersonal Skill, (Online), (diakses dari http://www.karir-up.com/2007/08/interpersonal-skill, pada 5 April 2011).
Trimahanani, Emy. 2010. Mengasah Interpersonal Skill Anda, (Online), (diakses dari http://www.visijobs.com/Mengasah-Interpersonal-Skill-Anda.htm, pada 5 April 2011).

 


1 komentar:

Pictures